Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Selasa, 05 April 2011

tugas perekonomian Indonesia

PENINGKATAN PENGANGGURAN INTELEKTUAL DI INDONESIA

LATAR BELAKANG
Masalah pengangguran tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relatif lambat menjadi penyebab masalah pengangguran yang terjadi di Indonesia menjadi semakin serius. Masalah ini di pandang lebih serius lagi bagi mereka yang berusia 15-24 tahun yang kebanyakan mempunyai pendidikan yang lumayan. Karena mereka merasa pendidikan yang sudah mereka dapatkan ternyata belum dapat menjamin mereka dapat bekerja. Selain itu pengangguran juga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkan antara lain: perusahaan yang menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi dan tingginya inflasi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain-lain. Kolapsnya perekonomian Indonesia sejak krisis pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun.
Ada berbagai macam tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan pengangguran struktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.




MASALAH
1. Apakah sistem dunia pendidikan di Indonesia tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas yang sesuai tuntutan pasar kerja sehingga masih banyak lulusan terdidik Indonesia yang menganggur ?
.
PEMBATASAN MASALAH
Di dalam makalah ini saya hanya membahas tentang kelompok pengangguran intelektual di Indonesia yang angkanya terus meningkat antara tahun 2009-2010.

HIPOTESA
Dunia pendidikan di Indonesia memang tergolong masih rendah dan mempunyai beberapa kelemahan salah satunya adalah sulitnya memberikan pendidikan yang benar-benar dapat memupuk profesionalisme seseorang dalam berkarier atau bekerja. Pendidikan di Indonesia terlalu menekankan pada segi teori bukan pada segi praktek. Dan belum maksimalnya pengembangan komitmen wirausaha Selain itu lulusan perguruan tinggi di Indonesia lebih banyak yang memilih untuk bekerja di perkantoran dibanding menjadi wirausahawan.

ASUMSI
Meningkatnya jumlah pengangguran intelektual di Indonesia diakibatkan oleh sarjana yang orientasinya mencari kerja, bukan menciptakan pekerjaan. Selain itu, penyebab banyaknya penganggur intelektual itu, antara lain, semakin menurunnya daya serap sektor formal terhadap tenaga kerja dan ketidaksesuaian antara pendidikan dan kebutuhan pasar. Ditambah lagi, belum bersinerginya kalangan dunia usaha, lembaga pendidikan tinggi, dan pemerintah juga membuat jarak yang semakin lebar antara tenaga kerja yang melimpah dan peluang usaha yang semakin terbatas. Akibatnya, banyak sarjana yang bekerja apa adanya, dengan gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. "Tidak bisa dimungkiri kalau para sarjana masih kurang berminat dalam berwirausaha, mereka masih berorientasi sebagai pekerja upahan," Ujar Profesor Zantermans Rajagukguk, Koordinator Peneliti Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi Kemnakertrans
Makin banyaknya sarjana yang menganggur disebabkan oleh rendahnya soft skill atau keterampilan di luar kemampuan utama dari sarjana yang bersangkutan. Untuk mengatasi persoalan pengangguran, perlu hendaknya dikembangkan secara maksimal komitmen wirausaha (entrepreneurship) khususnya di kalangan pemuda. Suatu entrepreneur, kata Prof Winarno, Rektor Universitas Katolik Atma Jaya, idealnya sedikitnya 2 persen dari jumlah penduduk.


LANDASAN TEORI
Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran = jumlah orang yang menganggur x 100%
(unemployment rate)
Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.
Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%
Labor force (angkatan kerja) = jumlah orang yang bekerja + jumlah orang yang
tidak bekerja

PEMBAHASAN MASALAH
Pengangguran intelektual di Indonesia cenderung terus meningkat dan semakin mendekati titik yang mengkhawatirkan. Menurut data yang ada jumlah penganggur intelektual lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada 2010 mencapai 1.142.751 orang atau naik 15,71 persen dibandingkan dengan 2009. Mereka terdiri atas lulusan diploma sebanyak 441.100 orang dan sarjana 701.651 orang. Pengangguran intelelektual ini tidak terlepas dari persoalan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai tuntutan pasar kerja sehingga seringkali tenaga kerja terdidik kita kalah bersaing dengan tenaga kerja asing. Fenomena ini yang sedang dihadapi oleh bangsa kita dimana para tenaga kerja yang terdidik banyak yang menganggur walaupun sebenarnya mereka menyandang gelar. Meski ada kecenderungan pengangguran terdididik semakin meningkat namun upaya perluasan kesempatan pendidikan tidak boleh berhenti. Pemerataan pendidikan itu sendiri harus dilakukan tanpa mengabaikan mutu pendidikan.
Sistem pendidikan Indonesia masih mempunyai beberapa kelemahan Salah satu kelemahan dari sistem pendidikan kita adalah sulitnya memberikan pendidikan yang benar-benar dapat memupuk profesionalisme seseorang dalam berkarier atau bekerja. Pendidikan di Indonesia terlalu menekankan pada teori bukan pada praktek. Di negara-negara maju, pendidikan dalam wujud praktek lebih diberikan dalam porsi yang lebih besar. Disanapun, cara pembelajaran dan pemberian pendidikan diberikan dalam wujud yang lebih menarik dan kreatif agar para siswa juga tidak menjadi bosan. Berbeda dengan di negara kita, saat ini ada kecenderungan bahwa para siswa hanya mempunyai kebiasaan menghafal saja untuk pelajaran-pelajaran yang menyangkut ilmu sosial, bahasa dan sejarah atau hanya menerima saja berbagai teori yang diberikan tanpa memiliki kemampuan untuk menggali wawasan pandangan yang lebih luas dalam memahami dan mengkaji suatu masalah. Sedangkan untuk ilmu pengetahuan alam para siswa cenderung hanya diberikan latihan soal-soal yang cenderung hanya melatih kecepatan dalam berpikir untuk menemukan jawabannya atau hanya sekedar bisa mengejarkan soalnya dengan menggunakan rumus tetapi tidak tahu asal muasal rumus tersebut. Kenyataan inilah yang menyebabkan sumber daya manusia kita tertinggal jauh dengan sumber daya manusia yang ada di negara-negara maju kita hanya pandai dalam teori tetapi gagal dalam praktek. Rendahnya kualitas tenaga kerja terdidik juga adalah karena kita terlampau melihat pada gelar tanpa secara serius membenahi kualitas dari kemampuan di bidang yang kita tekuni, rendahnya soft skill atau keterampilan di luar kemampuan utama dari sarjana yang bersangkutan yang juga menyebabkan para tenaga kerja terdidik sulit bersaing dengan tenaga kerja asing dalam usaha untuk mencari pekerjaan. Lebih banyaknya sarjana yang berorientasi untuk mencari pekerjaan daripada menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Ini sangat jauh berbeda dengan cita-cita sarjana di negara-negara maju yang lebih banyak berorientasi untu berwirausaha. Disebutkan, jumlah entrepreneur di Amerika Serikat telah mencapai angka 2,14 persen pada tahun 1983. Singapura, berdasarkan Global Entrepreneurship Moneter (2005) melaporkan pada tahun 2001 telah mencapai jumlah entrepreneur 2,1 persen, dan menjadi 7,2 persen tahun 2005. Bandingkan dengan Indonesia yang pada tahun 2006 baru mencapai 0,18 persen atau hanya memiliki 400.000 entrepreneur dari jumlah penduduk 220 juta. Untuk mencapai negara yang dianggap makmur, Indonesia perlu meningkatkan jumlah entrepreneur menjadi 1,1 persen atau menjadi 4,4 juta entrepreneur.

Selain itu banyak calon mahasiswa yang cenderung memilih program studi hanya berdasarkan tren yang ada. Jika tidak karena tren, faktor pemilihan perguruan tinggi lebih karena atas permintaan orangtua atau keluarga dan pengaruh teman. Inilah penyebab ketidaksiapan para lulusan tenaga kerja terdidik untuk menghadapi tantangan dan tuntutan dunia kerja. Jika kita melihat dari sudut pandang ekonomi, pengangguran tenaga kerja terdidik cenderung meningkat pada saat masyarakat mengalami proses modernisasi dan industrialisasi. Dalam proses perubahan itu terjadi pergeseran tenaga kerja antarsektor, yaitu dari sektor ekonomi susbsistem ke sektor ekonomi renumeratif. Setelah kembali mapan, pengangguran cenderung rendah kembali. Pergeseran ekonomi dalam proses industrialisasi tidak hanya berlangsung dari pertanian ke industri tetapi juga terus terjadi dari industri berteknologi rendah ke teknologi tinggi, dan selanjutnya menuju industri yang berbasis informasi dan intelektualitas. Perubahan itu terus berlangsung dari waktu ke waktu yang mengakibatkan tenaga kerja harus terus menerus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan teknologi. Akibatnya pengangguran merupakan suatu kondisi normal di negara-negara maju yang teknologinya terus berubah. Masalah pengangguran terdidik di Indonesia, sudah mulai mencuat sejak sekitar tahun 1980-an saat Indonesia mulai era industri. Memasuki dasawarsa 1980-an, output pendidikan SD dalam jumlah besar telah mendorong pertumbuhan besar-besaran pada jenjang pendidikan menegah dan tinggi. Namun masalah pendidikan menjadi dilematis, di satu sisi pendidikan dianggap sangat lambat mengubah struktur angkatan kerja terdidik. Namun di sisi lain, pendidikan juga dipersalahkan karena mengeluarkan lulusan pendidikan tinggi yang terlalu banyak sehingga menjadi penganggur. Penyebab pengangguran di kalangan lulusan perguruan tinggi adalah karena kualitas pendidikan tinggi di Indonesia yang masih rendah. Pengangguran terdidik dapat saja dipandang sebagai rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan. Namun bila dilihat dari sisi permintaan tenaga kerja, pengangguran dapat dipandang sebagai ketidakmampuan ekonomi dan pasar kerja dalam menyerap tenaga terdidik yang muncul secara bersamaan dalam jumlah yang terus berakumulasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan makalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengangguran menjadi salah satu masalah perekonomian Indonesia yang tidak bisa dianggap mudah. Pengangguran di Indonesia yang diantaranya para lulusan terdidik atau sarjana jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Beberapa faktor yang menjadi penyebab pengangguran intelektual adalah kurangnya pemberian keterampilan atau softskill di luar kemampuan mahasiswa, sehingga biasanya mahasiswa hanya pintar dalam teori tetapi tidak pada prakteknya. Dan kurangnya pengembangan komitmen untuk wirausaha sehingga para lulusan terdidik cenderung lebih banyak mencari pekerjaan daripada menciptakan pekerjaan. Masalah ini harus segera dicarikan jalan keluar agar tenaga kerja terdidik Indonesia dapat bersaing dengan tenaga kerja asing dan supaya kestabilitasan negara tidak terganggu


SARAN .
Kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) harus disempurnakan. Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
Peningkatan keterampilan atau softskill di luar kemampuan utama para mahasiswa untuk menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat dalam era globalisasi ini.
Serta pengembangan komitmen wirausaha (entrepreneurship) secara maksimal khususnya di kalangan pemuda guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan.










DAFTAR PUSTAKA
http://wahyumedia.wordpress.com/2008/09/18/strategi-dan-kebijakan-pemerintah-dalam-menanggulangi-pengangguran/
http://www.portalhr.com/beritahr/seputarhr/1id1703.html
http://elektrojoss.wordpress.com/2007/06/12/tiga-faktor-mendasar-penyebab-masih-tingginya-pengangguran-di-indonesia/
http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/2001/07/21/0018.html
»»  READMORE...

Sabtu, 27 November 2010

tugas resume pengantar bisnis BAB 9

BAB 9
PERSONALIA

PEMANFAATAN SUMBER TENAGA KERJA DAN KOMPENSASI
 Pendahuluan
Agar tujuan sebuah organisasi dapat dicapai dengan baik maka diperlukan fungsi
fungsi. Pengertian dari fungsi adalah, tugas-tugas yang dapat segera dibedakan dengan tigas-tugas yang lain. Sebagai pelaksana fungsi-fungsi tersebut, diperlukan personalia-personalia, yang diberi wewenang, tanggung jawab dan pertanggungjawaban.
 Macam / Jenis Personalia
Sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya, di dalam perusahaan terdapat dua macam
tenaga kerja, yakni :
1. Tenaga Eksekutif : mempunyai dua tugas pokok yaitu, mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen.
2. Tenaga Operatif : tenaga terampil, yang menguasai bidang pekerjaannya.
Tenaga operatif ditinjau dari kemampuannya melaksanakan tugas dibagi menjadi 3 golongan yakni :
a. Tenaga terampil (skilled labor)
b. Tenaga setengah terampil (semi skilled labor)
c. Tenaga tidak terampil (unskilled labor)
 Sumber Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diinginkan oleh perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber
berikut:
1. Dari dalam Perusahaan. Berasal dari promosi (kenaikan pangkat) atau transfer (pemindahan dari bagian lain) di dalam perusahaan.
2. Teman-teman Para Karyawan.
3. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja. Hanya terdapat satu lemabaga yang diatur dan ditangani oleh Pemerintah, yaitu Kantor Penempatan Tenaga Kerja (KPT).
4. Lembaga Pendidikan.
5. Masyarakat Umum
 Seleksi Tenaga Kerja
Sebelum proses seleksi dilakukan ada dua masalah penting yang harus diatasi lebih
dulu, yaitu :
1. Penentuan Jenis (kualitas) Tenaga Kerja
Yang meliputi penentuan prasyarat yang harus dipenuhi antara lain :
a. Batas minimum-maksimum usia.
b. Pendididkan minimal yang dimiliki.
c. Pengalaman kerja yang telah diperoleh.
d. Bidang keahlian yang dimiliki.
e. Ketrampilan lain yang dimiliki.
f. Pengetahuan-pengetahuan lainnya.
g. Dan sebagainya.
2. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja ini, meliputi dua hal pokok yakni:
a) Analisa beban kerja yang meliputi : peramalan penjualan (sales forecast), penyusunan jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat satu unit barang.
b) Analisa tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu.
3. Proses Seleksi
Pada umumnya tahap-tahap proses seleksi sebagai berikut:
a) Pengisian formulir atau penyortiran lamaran-lamaran yang masuk.
b) Wawancara pendahuluan.
c) Psycho-test.
Psycho-test meliputi 5 hal yaitu:
o Aptitude test – menguji sikap seseorang.
o Achievement test – menguji bakat seseorang.
o Interest test – menguji minat seseorang.
o Personality test – menguji kepribadian seseorang.
o IQ test – menguji kecakapan seseorang.
d) Wawancara lanjutan
e) Pengujian referensi
f) Pengujian kesehatan
g) Masa orientasi
 Pengembangan Karyawan
Para karyawan baru maupun yang sudah bekerja, masih perlu pula dikembangkan
lebih lanjut, di samping untuk lebih meningkatkan keterampilan kerja dengan harapan agar :
1. tingkat produktivitas bertambah
2. mengurangi tingkat kecelakaan
3. mengurangi besarnya scrap (kerusakan hasil)
4. meningkatkan gairah keja
Pada dasarnya, terdapat 2 metode pengembangan karyawan yakni :
1. Dilaksanakan di dalam dan oleh perusahaan sendiri (on the job training).
2. Dilaksanakan di luar perusahaan dan ileh lembaga lain (off the job training).
 Kompensasi
Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah
tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Kompensasi ini dapat berupa upah dan gaji.
Dalam masalah pengupahan ini, terdapat 3 macam teori upah ekonomi yakni :
2. Teori pasar
Tingkat upah yang diterima ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan tenaga kerja.
3. Teori standard hidup
Teori ini menyatakan bahwa upah harus dapat memberikan jaminan kepada buruh untuk menikmati hidup dengan layak.
4. Teori kemampuan untuk membayar
Di sini, besar kecilnya upah dipengaruhi oleh laba yang diterima oleh perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh laba besar, maka karyawan harus menerima tambahan upah dari keuntungan tersebut.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah
Besar kecilnya tingkat upah bagi buruh, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Pasar tenaga kerja.
2. Tingkat upah yang berlaku di daerah yang bersangkutan.
3. Tingkat keahlian yang diperlukan.
4. Situasi laba perusahaan.
5. Peraturan Pemerintah.
 Metode Pengupahan
Berikut ini adalah metode-metode yang bisa dilakukan oleh perusahaan.
1. Upah langsung ( straight salary )
Merupakan bentuk upah paling sederhana, diwujudkan dalam sejumlah uang yang dibayarkan atas dasar satuan waktu tertentu. Metode ini tidak termasuk upah lembur.
2. Gaji ( wage )
Dasar pembayaran metode upah ini adalah lama waktu mengerjakan suatu pekerjaan, atau dihitung menurut tingkat upah per jam, tanpa memperhatikan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.
3. Upah satuan ( piece work )
Pada metode ini upah yang dibayarkan kepada para karyawan menurut jumlah produk yang dihasilkan.
4. Komisi
Merupakan sejumlah uang yanf dibayarkan ( biasanya didasarkan atas presentase dan harga jual ) untuk setiap unit barang yang terjual, dan bukannya unit yang dapat diproduksi.
5. Premi shift kerja ( shift premium )
Merupakan upah yang diberikan kepada para karyawan karena bekerja di luar jam kerja normal, misalnya sore atau malam hari.
6. Tunjangan tambahan ( fringe benefit )
Tunjangan tambahan di luar upah seperti : asuransi-asuransi kesehatan, jiwa, kecelakaan, tunjangan hari raya, hari libur, cuti, pesangon, pakaian dinas, perumahan, kendaraan, jemputan dan pensiun.

 Upah Insentif
Intensif menunjukkan suatu arti tentang dorongan kerja yang efektif dari karyawan.
Maksud dari upah intensif adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan lebih produktif.
Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah :
1. Harus menunjukkan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka.
2. Harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara layak.
3. Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah.
Macam-macam Bentuk Upah Intensif
1. Full Participation Plan
Full Participation Plan merupakan upah intensif bagi karyawan pabrik dimana kegiatan ekstra pada tugas mereka, dapat menghasilakn produksi tambahan.
Setiap kenaikan 1 % outpit melebihi standard (100%), karyawan tersebut, akan menerima tambahan penghasilan sebesar kenaikan itu (1 %). Oleh karena itu upah intensif semacam ini, disebut juga 1 for 1 plan.
2. Group Intensif Plan
Intensif ini diberikan kepada sekelompok karyawan, bila mereka terbukti dapat
menunjukkan hasil yang menguntungkan, seperti:
a) Peningkatan produktivitas
b) Penurunan biaya tenaga kerja per unit
c) Perbaikan kualitas produk
d) Pengurangan tingkat kerusakan produk yang dihasilkan

HUBUNGAN PERBURUHAN
 Hubungan Perburuhan Pancasila
Dalam hubungan perburuhan Pancasila ini, buruh/karyawan harus diperlakukan
sebagai manusia utuhnya, artinya karyawan tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang. Di sampng itu, hubungan perburuhan Pancasila ini menghendaki pula agar setiap persoalan yang terjadi antar buruh dan manajemen diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat .
Bila terjadi adanya ketidak-sepakatan antara buruh dan manajemen buruh
mempunyai senjata yang dapat digunakan untuk menekan pembicaraan antar mereka yaitu:
1. Boikot
2. Pemogokan
3. Penghasutan
4. Memperlambat kerja
 Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Isi perjanjian ini meliputi hak-hak dan kewajiban buruh maupun pengusaha.
Hak-hak Buruh
Materi-materi buruh, yang dapat dicantumkan ke dalam perjanjian kerja bersama
antara lain :
1. Besarnya gaji/upah minimal yang harus diterima buruh beserta kenaikannya.
2. Tunjangan-tunjangan yang harus diterima
3. Hak untuk mendapat santunan kecelakaan di tempat kerja
4. Hak untuk mendapatkan promosi dengan sistem penilaian yang adil
5. Hak untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan melalui program training yang diberikan oleh perusahaan
6. Mendapatkan pesangon bila ia dipecat atau keluar atas kemauan sendiri
7. Besarnya pesangon
Kewajiban Buruh
1. Datang bekerja tepat pada waktunya
2. Menjaga ketertiban dan suasana kerja serasi
3. Berusaha meningkatkan produktivitas
4. Mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan , mematuhi tata waktu kerja
5. Berusaha untuk selalu dapat melakukan penghematan untuk dapat menekan biaya produksi
6. Menyumbangkan gagasan –gagasan yang bermanfaat untuk kelancaran jalannya usaha dan penekanan biaya produksi
7. Bekerja sesuai yang digambarkan dalam deskripsi jabatan
Hak Pengusaha
1. Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan menurut tata cara yang telah disepakati
2. Hak menentukan/memilih/seseorang yang dianggap baik untuk menjadi pimpinan
3. Hak untuk menegur/mengarahkan, bial terdapat karyawan yang dipandang bertindak menyimpang sehingga merugikan perusahaan
4. Hak memberi promosi dan devisi kepada karyawan
5. Hak untuk memecat, sesuai dengan prosedur yang berlaku
Kewajiban Pengusaha
1. Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati bersama
2. Memperlakukan karyawan secara adil
3. Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan
 Macam- macam Perjanjian Kerja
1. Closed shop agreement
Perjanjian ini hanya berlaku bagi buruh/pekerja yang telah tergabung menjadi anggota serikat (persatuan).
2. Union shop agreement
Persetujuan ini mengharuskan para pekerja untuk menjadi anggota serikat sesudah mereka bekerja.
3. Open shop agreement
Persetujuan ini memberikan kebebasan anggota untuk menjadi atau tidak anggota serikat.
 Konflik dalam Hubungan Kerja
Konflik biasanya terjadi apabila kepentingan kedua belah pihak, antara pihak buruh
dan pengusaha, terganggu.
Penyelesaian konflik ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap berikut :
1. Diselesaikan oleh mandor sebagai wakil perusahaan bersama dengan wakil buruh
2. Bila mengalami kemacetan, diselesaikan antara kepala bagian dengan wakil buruh
3. Bila masih mengalami kemacetan, diselesaikan antara manajer dan wakil buruh
4. Bila belum juga terselesaikan, masalah tersebut dibawa ke perundingan antara wakil perusahaan dan eakil buruh dengan perantara Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan tingakt Daerah (P4D) atau tingkat Pusat (P4P)
5. Penyelesaian tahap terakhir dilakukan oleh Dewan Arbitrasi.
 Perantara dalam Pemecahan Konflik
1. Konsiliasi
2. Mediasi
3. Arbitrasi
Macam-macam Arbitrasi
1. Arbitrasi sukarela ( voluntary arbitration )
2. Arbitrasi paksaan ( compulsory arbitration )
3. Arbitrasi otomatis (automatic arbitration )
 Lembaga-lembaga BIPARTITE dan TRIPARTITE
Lembaga bipartite mendasarkan diri pada pengertian bahwa setiap masalah yang
timbul dari hubungan perburuhan merupakan tanggung jawab kedua belah pihak, buruh dan pengusaha.
Sedangkan lembaga tripartite mendasarkan pada pengertian bahwa setiap masalah
yang timbul merupakan tanggung jawab buruh, pengusaha dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili pemerintah.
 Mencegah Konflik
1. Melaksanakan lembaga keluhan (grievance) dengan baik
2. Mengadakan survey gairah kerja (morale) secara rutin
3. Menyelenggarakan lembaga Bimbingan dan Penyuluhan (guidance & counseling)
4. Mengikut-sertakan buruh dalam pengambilan keputusan.
»»  READMORE...

Senin, 22 November 2010

Tugas makalah peng. bisnis "perusahaan manufaktur"

PENDAHULUAN
Aneka Gas Industri didirikan sejak tahun 1916 pada saat koloni Belanda, mengalami perubahan status dan kepemilikan beberapa kali, mulai dari nasionalisme pemerintahan Indonesia di bawah departemen perindustrian dan energy (BAPPIT) dengan nama PT Aneka Gas Industri (Persero) yang pertama kali diperkenalkan pada tanggal 21 September 1971. Perubahan status kepemilikan dari pemerintah kepada investor asing pada tahun 1996, yang akhirnya pada tahun 2004 kepemilikannya berubah menjadi perusahaan swasta nasional, yang status kepemilikannya dimiliki oleh Aneka Mega Energi dan Rachmat Harsono.
Pengalaman yang panjang telah membuktikan kestabilan dan kematangan perusahaan dalam menghadapi perubahan, untuk beradaptasi dan menjadi lebih besar dan lebih baik dalam perkembangan ekonomi dan industry di Indonesia. Melalui pengalaman ini, Aneka Gas Industri yakin dapat mencapai visinya yaitu menjadi perusahaan yang terbaik di gas industry dengan jaringan yang terluas di Indonesia.
Aneka Gas Industri, yang memiliki pengalaman hampir 100 tahun lamanya di bidang gas industry, merupakan perusahaan swasta nasional dengan berbagai produk dan jasa pada bidang gas industry guna untuk memenuhi kebutuhan setiap pelanggan mulai dari medis, manufaktur, engineering, minyak dan gas, bahkan labotarium.
Aneka Gas Industri sebagai supplier gas medis untuk industry medis dan kesehatan terbesar sejak tahun 1945, dengan menyediakan gas oksigen, udara tekan, nitrous oksida, sulfur heksaflourida dan gas-gas medis lainnya. Aneka Gas Industri juga menyediakan sistem instalasi gas medis dan peralatan gas untuk rumah sakit.

PT. ANEKA GAS INDUSTRI









Proses Produksi:
Carbon Dioxide Plant (CO2)
Bahan Baku Utama:
Raw Gas
Jenis Produk:
Liquid Carbon Dioxide (LCO2)
Carbon Dioxide Gas
Dry Ice
Kapasitas Produksi:
5000 Kg/Jam















Sarana Distribusi

Truck : Mengangkut Gas dalam kemasan Cylinder atau PGS
Lorry Tank : Mengangkut gas dalam bentuk atau fasa Liquid
ISO Tank : Mengangkut gas dalam bentuk atau fasa Liquid
Styrofoam Box (For Dry Ice)
Kemasan  

Sifat Carbon Dioxide
Kimia : Gas yang tidak dapat terbakar
Warna : Tidak berwarna
Rasa : Rasa sedikit mengigit
Bau : Sedikit berbau tajam, agak pedas
Berat Molekul : 44.01
Tekanan kritis : 73.825 Bar
Temperatur kritis : 31.01⁰C
Titik triple : 56.6⁰C à 5.179 Bar
Gas Application













SISTEM INSTALASI GAS MEDIS DAN PERALATAN UNTUK RUMAH SAKIT
I. SISTIM PEMIPAAN SENTRAL GAS MEDIS
A. Mendukung penyediaan gas medis dengan lebih aman dan lebih terjamin.
Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung kehidupan yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien. Oleh karena itu, gas medis yang digunakan haruslah bersih, dan memiliki kemurnian tinggi dan tersedia pada tekanan yang stabil. Secara konvensional, silinder tekanan tinggi langsung dibawa ke dalam ruangan ICU atau ruang perawatan medis. Namun timbul masalah dari aspek keselamatan dan kesehatan. Bahaya seperti pergantian silinder, sifat gas yang mudah terbakar, manajemen kebersihan gas silinder itu sendiri, dan keharusan berhati-hati dalam menangani gas bertekanan tinggi.
Sistim instalasi gas medis telah dikembangkan untuk mengeliminasi kesulitan-kesulitan tersebut. Berikut beberapa kondisi yang harus dipenuhi dalam sistem ini, yaitu :
• Tidak memberikan gas jenis lain.
• Gangguan yang spontan tidak boleh terjadi dalam pengadaan gas.
• Gas dengan kemurnian tinggi harus diadakan dari outlet gas medis.
• Dibutuhkan tekanan gas yang stabil.
Sistem gas medis ini, telah lulus undang-undang dan standar tersebut juga telah lulus standar ketat perusahaan ini. Dan pasti “lebih aman dan lenih terjamin”.
2. PERALATAN PENGADAAN
A. Stasiun Pengadaan Gas Medis yang Berkualitas dan Terpercaya
Dalam hal penggunaan oksigen, nitrous oksida,dll. Dalam gas silinder bertekanan tinggi, silinder yang digunakan ad 2 bagian. Yang pertama digunakan untuk penyediaan gas, dan bagian kedua untuk cadangan. Medical air supply station menyediakan udara tekan bersih dengan tingkat kemurnian tinggi, dimana kotoran telah dikeluarkan. Pompa vakum untuk mempertahankan daya hisap yang tinggi. Selain itu, supply station dilengkapi dengan sistem monitor untuk mendapatkan kondisi operasional sehingga dapat menyediakan gas medis secara terus menerus, stabil, dan menyeluruh. Berikut macam-macam peralatan pengadaan :



berikut keterangannya :
1. HCM-G/ HCM-L MANIFOLD
2. Mth Manifold untuk gas dalam silinder. Apabila sisi servis kosong, gas akan mengalir secara otomatis dari sisi cadangan.
3. MT-5 Manifold ekonomis untuk gas dalam silinder.
4. Mah Manifold untuk gas dalam silinder. Change over dari satu sisi ke yang lain sepenuhnya otomatis dan tekanan pengadaan gas diindikasi secara digital.
5. LGR Header Manifold untuk kebutuhan darurat. Dipasang untuk kebutuhan pada saat kebutuhan darurat.
6. Compressed Air Supply Station. Terdiri dari oil-free compressor, aftercooler, receiver tank, medical pure pack. Medical Air Unit (kiri) teriri dari refrigerated dryer dan regulator yang berguna untuk Rumah Sakit kecil.
7. Medical Pure Pack, terdiri dari dessicant dryer dan filter dengan efisiensi tinggi. Memberikan udara kering dan bersih tanpa partikel, oli ataupun gas beracun.
8. Oil Sealed Vacuum Station, memberikan tingkat vakum yang tinggi dan paket unit mengombinasikan receiver, bacterial filter, untuk menghemat tempat dan tenaga kerja.
9. Water Sealed Vacuum Station, terdiri dari water sealed pumps, receiver, bacterial filter, dan control panel.
10. Shut Off Valve, pada saat darurat atau pemeliharaan, valve utama ditutup untuk menutup semua pemipaan dan section valve ditutup untuk menutup masing-masing lantai atau departemen. Tersedia juga valve yang dilengkapi dengan gauge.
11. Pipa Berwarna, pipa tembaga dilapisi warna untuk masing-masing gas.
3. PERALATAN OUTLET
A. Berbagai macam tipe outlet gas medis untuk aplikasi pada berbagai kondisi perawatan.
Outlet gas medis yang digunakan oleh staf medis seperti para dokter dan suster untuk perawatan medis harian harus di design sedemikian rupa agar mencegah adanya kesalahan penyambungan ke gas medis yang berbeda dan tidak seharusnya. Perusahaan ini mengembangkan sistem “pin guide” untuk mencegah kesalahn penyambunagn secara mekanis. Berikut macam-macam peralatan outlet, yaitu:

1. NSV Type Outlet, dimana gas mulai mengalir.
2. CPS Type Outlet, untuk memudahkan pemeliharaan.
3. Reel type outlet, dipasng pada langit-langit palsu.
4. Ceiling type outlet, dilengkapi dengan alat untuk menarik kembali retractor yang memberikan panjang yang dikehendaki.
5. Ceiling column, dilengkapi dengan outlet gas medis dan soket listrik.
6. Motor driven ceiling column, unit ini menggunakan tenaga motor dan diaturr dengan control switch.
7. Ceiling module, biasanya digunakan pada NICU dan ruang incubator.
8. Nitrogen console unit, digunakan sebagai sumber tenaga untuk menggerakan alat bedah di ruang OK.
9. Anesthetic gas scavenging, unit ini menghisap sisa gas anestesi melalui pipa scavenging.
4. SISTEM ALARM DAN PERALATAN PELENGKAP
A. Sistem alarm untuk monitor pengadaan gas medis yang stabil.
Untuk mempertahankan stabilitas penyediaan gas medis, diperlukan siatem monitor yang dapat melacak aliran gas kasat mata dari sumber penyediaan gas melalui sistem pemipaan sampai ke bagian yang menggunakn gas tersebut. Perusahaan ini telah menawarkan berbagai macam sistem monitor. Dengan sistem ini, turunya tekanan dan kerusakan pada sentral gas dapat diperoleh dengan pasti dengan menggunakan pelacakan audio visual. Peralatan pelengkap yang digunakan dengan cara menghubungkan outlet gas medis harus dapat memberikan akurasi tinggi untuk mengontrol aliran gas medis secara benar. Semua peralatan medis digunakan secara langsung pada pasien. Berikut macam-macam peralatan pelengkap, yaitu :



1. Medical gas main monitor untuk diruang monitor, model terbaru dengan display touch panel, dapat memonitor semua pengadaan dan kodisi distribusi sistem gas medis di rumah sakit.
2. Medical gas area monitor untuk nurse station, model terbaru dengan display digital untuk memoniror kondisi gas medis untuk area tertentu. (keterangan no 3 sama dengan ket no 2)
3. –
4. Medical gas alarm panel tipe 3 gas, panel alarm yang terintegrasi, terdiri dari kombinasi pressure gauge dan pressure sensors untuk memonitor kondisi pengadaan gas medis.
5. Medical gas alarm tipe 6 gas.
6. Mt-57 type alarm panel, digunakan untuk memonitor tekanan pada pipa sekaligus kondisi supply station dan memberikan signal audio visual apabila keadaan abnormal.
7. Wall suction unit model fa (kanan), botol dapat dilepaskan dengan mudah dengan tombol yang tersedia.
8. Wall suction unit model isu-918, botol dapat dilepaskan dengan mudah dengan cara melonggarakan penjepit.
9. Oxygen flowmeter dengan humidifier oxytune, disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat juga digunakan dengan disposable humidifier.
10. Thoracic suction unit, memberikan daya hisap berkekuatan lemah untuk perawatan terus-menerus untuk pasien pasca operasi.
11. Kick suction unit digunakan untuk daya hisap yang membutuhkan kapasitas besar pada ruang OK dan ruang bersalin.
12. Twin otlet
13. Adapter.
5. BEDHEAD UNIT
A. Menciptakan ruang perawatan dengan banyak fungsi dan fasilitas yang baik.
Bedhead unit ini merupakan bedhead horizontal dengan menggabungkan berbagai macam fungsi yang dibuthkan oleh para dokter dan suster dalam melakukan diagnosa dan perawatan medis dan juga untuk penerangan dan komunikasi pasien.



6. OXYGEN CONSENTRATOR
A. Apakah yang dimaksud dengan Oxygen Concentrator ?
Oxygen concentrator adalah sebuah alat yang menyediakan oksegen dengan tingkat kemurnian tinggi dengan cara memisahkan gas-gas lain, seperti Nitrogen, dari udara dengan menggunakan adsorben. Berikut beberapa keunggulan Oxygen Concentrator adalah sebagai berikut :
• Hanya membutuhkan listrik.
• Berfungsi secara automatis dengan sistem control yang mudah digunakan.
• Tingkat ebisingan rendah.
• Tersimpan di dalam cabinet sehingga terlindung dari debu.
• Di desain sedemikian rupa sebagai paket dengan pemasangan yang mudah dan cepat.
• Beroperasi 24 jam melalui sistem pemipaan sentral.
• Tidak memerlukan banyak tabung dan mengurangi biaya logistic.
• Dapat melakukan pengirisan ke dalam tabung apabila ditambah dengan stasiun pengisian.
»»  READMORE...

Minggu, 21 November 2010

tugas resume pengantar bisnis BAB 10

BAB 10
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
 Pengertian
Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang atau jasa.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
 Produksi
Tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual.
Keputusan tersebut adalah :
 Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur.
 Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
 Sistem Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain sistem produksi adalah tentang :
a. Disain produksi dari barang yang diproses
b. Pemilihan / penentuan peralatan dan prosesnya
c. Disain tugas
d. Lokasi dari fasilitas produksi
e. Layout dari fasilitas tersebut

1. Sifat Proses Produksi
Berdasarkan sifatnya proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam yakni:
a. Proses ekstraktif, adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
b. Proses analitik, adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi
beberapa macam barang yang hampir menyerupai aslinya.
c. Proses fabrikasi, adalah suatu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk
d. Proses sintetik, menunjukkan metode pengombinasian beberapa bahan ke dalam satu bentuk produk.
2. Jangka Waktu Produksi
Dalam hal ini, proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni :
a. Proses terus-menerus (continuous process)
b. Proses terputus-putus (intermittent process)
3. Sifat Produk
Dalam hal ini, proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yakni :
a. Produksi standard, penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :
 Memelihara sejumlah persediaan
 Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
 Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
b. Produksi pesanan, digunakan bilamana pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksi terbatas.

KEGIATAN PRODUKSI
 Gambaran Sekilas
Masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi :
 Perencanaan produksi
 Organisasi produksi
 Pengendalian produksi
 Pemeliharaan peralatan
 Pengawasan dan pemeriksaan kualitas
 Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi berkaitan dengan masalah pokok yang meliputi :
 Jenis barang yang akan dibuat
 Jumlah barang yang akan dibuat
 Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap, yaitu :
 Tahap pertama, penentuan disain awal
 Tahap kedua, penetuan disain barang yang tepat
 Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan
 Tahap keempat pembuatan, memodifikasi tahap ketiga
 Organisasi Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab produksi barang berada pada bagian produksi, diman di dalam bagian tersebut para spesialis, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam produksi.
 Pengendalian Produksi
Merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran diman aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah dan kemungkinan waktu tercepat.
a) Jenis-jenis Pengendalian Produksi
 Order control
 Flow control
b) Tahap-tahap Pengendalian Produksi
 Perencanaan.
 Routing, usaha untuk menentukan urutan dari proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi.
 Sceduling, usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan.
 Dispatching, surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi.
Analisis Jaringan Kerja : Metode Jalur Kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja merupakan tehnik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahakn untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan, agar dicapai biaya yang rendah.
Konsep dasar analisis jaringan kerja adalah :
1. Jaringan Kerja (network), rangkaian aktivitas yang tersambung dalam menghasilkan barang atau jasa.
2. Jalur Kritis (critical path), jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai.
Aktivitas Semu (dummy)
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan pada setiap penyusunan diagram jaringan kerja. Aktivitas semu merupakan aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu.
Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah:
1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu
2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalm menentukan perkiraan waktu
3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik
Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu yaitu :
 Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek.
 Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang.
 Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana biasa terjadi.
 Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti :
a. Resiko hilang dan rusak
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
c. Resiko usang
d. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Sedangkan persediaan yang terlalu kecil mengandung resiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan perusahaan. Dengan demikian jumlah persediaan yang harus ada tidak terlampau besar dan tidak pula terlalu kecil. Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan menghitung jumlah persediaan yang paling ekonomis. Jumlah yang ekonomis itu dipengaruhi oleh besar-kecilnya jumlah pemesanan.
Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
b. Biaya pemesanan
c. Biaya penyimpanan dan
d. Harga bahan baku
 Pemeliharaan Peralatan
Fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat penting, bilamana hal ini
diabaikan maka akibatnya perusahaan akan mengalami kerugian antara lain :
1. kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
2. kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi
3. kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
4. perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
5. menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji.
Pada umumnya, biaya pemeliharaan cenderung naik setiap tahun. Hal ini disebabkan
3 hal berikut :
 Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
 Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-alat pembantu lainnya.
 Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri.
Organisasi Pemeliharaan Peralatan
Terdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan ini, yaitu :
a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen
Keuntungannya :
 Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteristik alat-alat yang harus mereka pakai.
 Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang harus cepat selesai.
 Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan.
Kelemahannya :
 Fleksibilitas sangat rendah
 Tedapatnya duplikasi tenaga kerja
b. Sentralisasi
Keuntungannya :
 Tidak terdapat duplikasi alat-alat, tenaga kerja dan persediaan suku cadang.
 Fleksibilitas yang tinggi.
Kelemahannya :
 Memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak.
 Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang efektif agar pemeliharaan lebih efisien.
 Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik.
 Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat.
Program pemeliharaan peralatan antara lain meliputi :
1. penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas-tugas yang akan dilakukan, prioritas dan tenaganya.
2. mengatur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya.
3. mengatur kartu perintah kerja dan kartu-kartu pemeliharaan setiap peralatan untuk mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti.
4. mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali untuk mempermudah administrasi gudang.
5. mengatur program latihan dengan metode-metode yang mungkin dilaksanakan.
6. mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan kerugian.
 Pengawasan Kualitas dan Inspeksi
Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas yaitu :
1. penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar.
2. tahap penentuan disai tekhnis untuk mencapai target tuntutan pasar.
3. tahap pembuatan.
4. tahap penggunaan di lapangan.
Pengawasan Kualitas di dalam Produksi
Konsep probabilitas sangat memegang peranan pada tahap pengawasan kualitas ini dengan cara menetapkan perencanaan contoh (sampel) yang merupakan sarana untuk pengawasan kualitas barang-barang yang keluar, dan dengan menggunakan prosedur bagan pengawasan secara kontinyu akan dapat mendeteksi mesin dan proses yang tidak berjalan dengan semestinya.
Bagan Pengawasan (control chart)
Pada dasarnya, penyimpanan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi dalam 2 kategori :
1. penyimpangan-penyimpangan yang tidak dapat ditentukan.
2. penyimpangan-penyimpangan yang dapat ditentukan.
Pada umumnya disebabkan karena :
 Perbedaan-perbedaan antara para pekerja
 Perbedaan-perbedaan antara mesin-mesin
 Perbedaan-perbedaan antara bahan baku (material)
 Perbedaan karena interaksi antara dua atau ketiga faktor di atas.

LOKASI DAN LAYOUT PABRIK
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat untuk
pabrik baru, yaitu :
 Dekat dengan pasar
 Dekat dengan bahan baku
 Ongkos transport
 Penyediaan tenaga kerja
 Penyediaan sumber tenaga/energi
 Lingkungan sekitar
 Iklim
 Cara Penentuan Lokasi Pabrik
a) Cara kulitatif, cara ini paling sederhana yaitu cukup dengan mengadakan penelitian kualitatif terhadap faktor-faktor yang memegang peranan pada setiap alternatif lokasi.
b) Cara kuantitatif
(1) cara yang sederhana, dengan cara memberikan SCORE (nilai) pada masing-masing kriteria.
(2) cara yang komplek, dengan menggunakan rumus-rumus matematika dan menggunakan model tertentu.
 Layout Fasilitas Produksi
Layout fasilitas produksi adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan di dalam produksi.
Tujuan pokok layout pabrik ini adalah :
 Untuk meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan.
 Untuk mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan.
 Untuk mendapat penggunaan ruang yang efisien baik bagi karyawan maupun untuk penyimpanan.
 Untuk melakukan pekerjaan yang efisien.
 Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan bagi mandor.
1. Process Layout
Process layout (functional layout) merupakan penyusunan fasilitas produksi (mesin-mesin) dimana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat tertentu.
2. Product Layout
Product layout merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai denagn arus proses produksinya. Penggunaan product layout ini akan ekonomis apabila memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Volume produksi cukup sesuai dengan kapasitas penggunaan mesin dan peralatan yang dipasang.
b. Permintaan akan barang yang dihasilkan cukup stabil.
c. Barang yang dihasilkan terstandardisir.
d. Komponen-komponen (suku cadang) dapat saling ditukarkan.
e. Penyediaan material yang ajeg.
»»  READMORE...

Selasa, 16 November 2010

tugas resume pengantar bisnis BAB 8

BAB 8
PEMBELANJAAN

GAMBARAN UMUM PEMBELANJAAN
Arti Pembelanjaan dan Fungsi Manajer
Pembelanjaan adalah suatu usaha menyangkut bagaimana perusahaan harus
mengorganisir untuk mendapatkan dana, bagaimana mendapatkan dana, bagaimana menggunakan dana dan bagaimana laba perusahaan akan didistribusikan.
Di dalam perusahaan harus dipelihara keseimbangan keuangan yang menguntungkan
untuk mendukung perkembangannya. Keseimbangan tersebut terjadi antara kekayaan (aktiva lancar dan aktiva tetap) di satu pihak dengan utang dan modal (pasiva) di lain pihak, baik secara kuantitatif yaitu keseimbangan nilai rupiah antara kekayaan dengan utang dan modal yang memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu, maupun keseimbangan kualitatif yaitu keseimbangan antara elemen-elemen kekayaan dengan elemen-elemen utang dan modal perusahaan.

PENGGUNAAN DANA
Gambaran Umum
Metode penggolongan untuk penggunaan dana ini dibagi menjadi dua, yaitu
penggunaan jangka pendek dan jangka panjang. Penggunaan jangka pendek dapat ditunjukkan sebagai aktiva lancar. Investasi paling besar dalam perusahaan pada umumnya berbentuk aktiva tetap yang merupakan investasi jangka panjang.
Penggunaan Dana Jangka Pendek
1. Kas
Kas yang dipegang manajer tidak hanya berwujud uang tunai tetapi juga berwujud cek.
Dalam mengelola kas terdapat suatu prinsip umum yang harus dipegang
manajer yaitu meminimumkan jumlah kas yang diperlukan untuk kegiatan perusahaan, dan memaksimumkan jumlah dana untuk investasi yang dapat menghasilkan bunga.
• Aliran Kas
Kas ditimbulkan oleh penjualan, karena kebanyakan penjualan berbentuk kredit
maka terciptra piutang, piutang yang tidak dapat ditagih masuk dalam piutang ragu-ragu, sedangkan piutang yang telah dilunasi akan masuk ke kas.
• Anggaran Kas
Tanggung jawab manajer dalam pengelolaan aliran kas perusahaan meliputi:
a. Membuat kepastian bahwa kas selalu tersedia bilaman diperlukan.
b. Memanfaatkan kas untuk memaksimumkan pendapayan bunga.
Untuk menunjang tujuan-tujuan tersebut, perlu dibuat anggaran kas yang
memperlihatkan penerimaan dan pengeluarannya.
2. Surat-surat Berharga
Manajer keuangan yang sedang memelihara keseimbangan antara likuiditas dan
profitabilitas (kemampuan untuk mendapat laba) mempunyai alternatif untuk cenderung memegang jumlah kas yang lebih besar, ia dapat menginvestasikan kas tersebut dalam surat-surat berharga yang dapat menghasilkan bunga. Seperti sertifikat deposito (certificates of deposit) yaitu tanda bukti kewajiban membayar yang dikeluarkan oleh bank komersial.
3. Piutang
Untuk mempertahankan pembeli-pembeli yang ada dan untuk menarik pembeli baru,
banyak perusahaan yang memberikan atau menggenakan pembayaran secara kredit kepada mereka. Jadi, bagi perusahaan piutang ini sering terjadi dari adanya penjualan kredit kepada pembeli yang jumlahnya dapat mencapai 20% dari seluruh aktiva.
4. Persediaan
Bagi perusahaan yang memelihara sejumlah persediaan barang untuk memenuhi
permintaan pembeli dengan cepat, harus mempunyai sejumlah investasi disitu. Investasi tersebut dapat dilakukan secara terus-menerus dalam bentuk persediaan bahan, persediaan barang dalam proses atau barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.

Penggunaan Dana Jangka Panjang
Untuk perusahaan manufaktur, sebagian besar investasinya pada umumnya
diwujudkan dalam bentuk aktiva tetap jangka panjang. Aktiva tetap tersebut dapat berupa: tanah, bangunan, dan peralatan.
1. Tanah yang dimiliki oleh perusahaan merupakan aktiva tetapa dengan jangka waktu yang tidak terbatas.
2. Bangunan yang dimiliki perusahaan harus ditentukan umurnya. Kemudian perusahaan harus menyisihkan sejumlah dan setiap tahun dari penghasilannya. Dana yang disisihkan tersebut dinamakan penyusutan atau depresiasi.
3. Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan berupa mesin, alat angkut dalam pabrik, dan peralatan lain yang dipakai dalam produksi. Peralatan tersebut juga perlu disusut karena daya gunanya semakin lama semakin berkurang.
Analisis Investasi Aktiva Tetap
Setiap investasi dan perusahaan ke dalam aktiva tetap memerlukan analisis. Analisis
bertujuan melihat apakah investasi itu dapat memberi kontribusi yang cukup baik terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Terdapat tiga metode analisis investasi yaitu:
a. Metode net present value (NPV), aspek penggunaan uang,
b. Metode internal rate of return (IRR), aspek penggunaan uang,
c. Metode pay off period (POP), aspek waktu
Metode net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR) dalam penerapannya dipakai konsep time value of money. Konsep bunga berbunga dari uang yang ditanamkan merupakan basis dari masalah time value of money ini.
Masalah time value of money dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Nilai uang pada saat ini (present value)
b. Nilai uang yang akan datang
c. Tingkat bunga (tingkat rate of return)

SUMBER DANA
Macam-macam Sumber Dana
Jika ditinjau dari asalnya, sumber dana perusahaan dapat dibagi menjadi 2 golongan
besar, yaitu:
1. Berasal dari dalam perusahaan. Pembelanjaan intern, meliputi:
• Penggunaan laba perusahaan
• Penggunaan cadangan
• Penggunaan laba yang tidak dibagi/ditahan
2. Berasal dari luar perusahaan. Pembelanjaan ekstern, meliputi:
• Dana dari pemilik / peserta
• Dana dari utang / pinjaman
Pemilihan sumber Dana
Beberapa alternatif yang dapat dipilih adalah:
1. Menggunakan dana intern saja
2. Menggunakan dana ekstern dengan menjual saham
3. Menggunakan dana ekstern dengna mencari pinjaman/kredit
4. Menggunakana dana ekstern dengan menjual sahma dan mencari pinjaman
5. Menggunakan dana intern dan ekstern
Sumber Dana Intern
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dengan cara
mengambil dan yang sudah tersedia di perusahaan, tetapi dana intern biasanya sangat terbatas. Apabila perusahaan menghadapi masalah seperti ini, pemecahannya dapat dilakukan dengan prinsip opportunity cost yaitu dengan memberikan beban bunga pada dana milik sendiri yang dipakai sendiri.
Sumber Dana Ekstern
Sumber dana ekstern dapat berasal dari modal sendiri dan kredit.
Kredit digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Kredit jangka pendek, kredit yang jangka waktunya tidak lebih dari satu tahun.
• Kredit rekening koran
• Kredit belening
• Kredit wesel
2. Kredit jangka panjang, kredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun.
• Hipotik
• Obligasi
• Kredit bank
• Kredit dari negara lain
Optimasi Modal
Untuk menentukan apakah sebaiknya mengambil kredit jangka pendek atau panjang,
perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor berikut:
1. Bunga kredit jangka pendek
2. Bunga kredit jangka panjang
3. Bunga simpanan bank
4. Jangka waktu pemakaian modal
5. Jangka kritis
Adapun kriteria yang bisa dipakai untuk menentukan apakah menggunakan kredit
jangka panjang atau pendek, yaitu:
1. Jangka kritis
2. Beban bunga
Kredit Lembaga Keuangan
Kredit yang diajukan perusahaan akan disetujui apabila perusahaan telah dianggap
layak. Hal ini dibuktikan dengan studi kelayakan dan syarat-syarat lain, yaitu:
1. capital atau modal
2. capability, kemampuan untuk mengangsur atau mengembalikan pinjaman dan membayar bunga
3. collateral, jaminan kredit dengan harta tetap sekurang-kurangnya bernilai 150% dari jumlah kredit
4. character, sifat dari pemimipin perusahaan .
Kredit Kelayakan
Kredit kelayakan diberikan kepada mereka dengan dasar Kepres No. 14 A.
Likuiditas Dan Solvabilitas
Alat pengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
keuangannya adalah : likuiditas dan solvabilitas.
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya setiap saat. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utang pada saat perusahaan dibubarkan.
Rentabilitas
Adalah kemampuan menghasilkan laba dari sejumlah dana yang dipakai untuk
menghasilkan laba tersebut. Ada dua macam rentabilitas, yaitu: rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri.
PASAR SURAT-SURAT BERHARGA DAN PASAR MODAL
Saham
1. saham biasa (common stock) , merupakan bentuk pemilikan tanpa hak istimewa.
2. saham preveren (preferred stock), merupakan bentuk pemilikan dengan hak istimewa
hak-hak istimewa adalah:
a. Pembagian dividen yang didahulukan
b. Pembagian dividen kumulatif
c. Pembagian kekayaan yang didahulukan
Obligasi
Merupakan surat perjanjian utang yang sengaja dikeluarkan oleh perusahaan sebagai salah satu sumber dana ekstern.
Jenis-jenis obligasi
1. sesuai dengan pihak yang mengeluarkan, yaitu : obligasi umum dan obligasi perusahaan
2. sesuai dengan karakter jaminan, yaitu: obligasi tanpa jaminan dan obligasi dengan jaminan.
Pasar Modal
Saham dan obligasi dapat diperjual-belikan. Salah satu syarat perusahaan dapat
menjual obligasi dan saham adalah tidak boleh menjual langsung pada masyarakat tapi harus melalui perantara yaitu PT. Danareksa.
»»  READMORE...

Minggu, 31 Oktober 2010

tugas resume pengantar bisnis BAB 7

BAB 7
PEMASARAN

PENGERTIAN DAN KONSEP PEMASARAN
 Pengertian pemasaran
Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
 Penciptaan Faedah Bagi Konsumen
Selain pemasaran, kegiatan lain yang dapat menciptakan nilai ekonomi adalah:
• Produksi yang membuat barang-barang
• Konsumsi yang menggunakan barang-barang tersebut
Pemasaran menjadi penghubung antara kedua faktor tersebut. Perusahaan harus dapat
menciptakan faedah (utility) yaitu, kekuatan dari suatu produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
Kegiatan pemasaran dapat menciptakan empat faedah, yaitu:
1. Faedah Waktu
Dapat diciptakan dengan menyediakan produk pada saat konsumen membutuhkan untuk membelinya.
2. Faedah Tempat
Diciptakan dengan menyediakan produk pada tempat yang strategis apabila konsumen ingin membelinya.
3. Faedah Milik
Diciptakan dengan mempersiapkan pemindahan hak milik dari penjual kepada pembeli.
4. Faedah Informasi
Diciptakan dengan memberi informasi tetntang penawaran suatu produk kepada konsumen.
 Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Konsep pemasaran banyak dianut oleh perusahaan modern yang ingin mencapai laba
jangka panjang dengan berorientasi kepada konsumen atau pasar.
 Pendekatan Studi Pemasaran
Pemasaran dapat dipelajari dengan mengadakan berbagai macam pendekatan, yaitu:
• Pendekatan serba fungsi (functional approach)
• Pendekatan serba lembaga (institutional approach)
• Pendekatan serba barang (commodity approach)
• Pendekatan serba manajemen (managerial approach)
• Pendekatan serba sistem (total system approach)
Tinjauan satu pendekatan akan menyinggung tinjauan dari pendekatan lainnya.
 Pendekatan Serba Fungsi
Fungsi pokok pemasaran adalah:
1. Penjualan
Merupakan tulang punggung kegiatan untuk mencapai pasar yang dituju.
2. Pembelian
Fungsi pembelian bertujuan memilih barang-barang yang dibeli untuk dijual dengan harga, pelayanan dari penjual dan kualitas produk tertentu
3. Pengangkutan
Merupakan fungsi pemindahan barang dari tempat barang dihasilkan ke tempat barang dikonsumsikan.
4. Penyimpanan
Merupakan fungsi menyimpan barang pada saat barang selesai diproduksi sampai
pada saat barang dikonsumsikan. Alasan mengadakan penyimpanan adalah:
a) Produksi bersifat musiman, sedangkan konsumen bersifat terus-menerus
b) Konsumsi bersifat musiman, sedangkan produksi terus-menerus
c) Spekulasi, yaitu dengan membeli dan menimbun barang untuk dijual pada waktu
harga sedang naik.
d) Menyetabilkan harga, membeli dan menimbun barang pada waktu barang melimpah sehingga harganya rendah, kemudian menjualnya pada waktu terdapat kekurangan barang.
e) Penyimpanan memungkinkan pembelian dalam jumlah besar sehingga memungkinkan untuk memperoleh potongan harga.
5. Pembelanjaan
Adalah fungsi mendapatkan modal dari sumber ekstern guna menyelenggarakan
kegiatan pemasaran.
6. Penanggungan Risiko
Adalah fungsi menghindari dan mengurangi risiko yang berkaitan dengan pemasaran
barang. Macam-macam risiko antara lain:
a) Risiko yang ditimbulkan oleh alam
b) Risiko yang ditimbulkan oleh manusia
c) Risiko yang ditimbulkan oleh pasar
Cara-cara yang dapat ditempuh untuk mengurangi risiko adalah:
a) Memperkecil jumlah persediaan barang
b) Mengusahakan fasilitas penyimpanan yang baik dan kuat
c) Mengasuransikan barang-barang yang disimpan
7. Standardisasi dan Grading
Standardisasi adalah penentuan batas-batas dasar dalam bentuk spesifikasi barang-barang hasil manufaktur. Dasar penentuannya adalah:
• Ukuran jumlah (Rim untuk kertas)
• Ukuran kapasitas (1 liter untuk oli)
• Ukuran fisik (4 R untuk ban sepeda motor)
• Ukuran kekuatan (tenaga kuda untuk mesin dan motor)
Grading adalah usaha menggolongkan barang ke dalam golongan standard kualitas yang telah mendapat pengakuan dunia perdagangan. Cara penggolongannya adalah:
• Memeriksa dan menyortir dengan panca indra
• Memeriksa dan menyortir dengan alat
• Memeriksa dan menyortir melalui contoh barang
8. Pengumpulan Informasi Pasar
Dalam fungsi ini termasuk pula pengumpulan dan penafsiran keterangan-keterangan tentang barang.
Kedelapan fungsi tersebut dapat dimasukkan ke dalam tiga macam fungsi, yaitu:
• Fungsi pertukaran
• Fungsi penyediaan
• Fungsi penunjang
 Pendekatan Serba Lembaga
Lembaga tersebut adalah :
• Penyedia bahan / supplier
• Produsen
• Perantara dagang
• Perantara agen
• Perusahaan saingan
• Pembeli akhir
 Pendekatan Serba Barang
Merupakan suatu pendekatan pada pemasaran yang melibatkan studi tentang
bagaimana barang tertentu pindah dari titik produksi ke konsumen akhir.
 Pendekatan Serba Manajemen
Mempelajari pemasaran dengan menitik-beratkan pada pendapat manajer serta
keputusan yang mereka ambil.
 Pendekatan Serba Sistem
Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas
pemasaran, barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.

STRUKTUR ORGANISASI PEMASARAN
Sebagai salah satu fungsi pokok dalam perusahaan, pemasaran dipegang oleh manajemen pemasaran yang membawahi sejumlah individu yang dikelompokkan ke dalam sub bagian, yaitu: sub bagian perencanaan pemasaran dan pelayanan staf penunjang dan sub bagian penjualan umum. Masing-masing sub bagian dipegang oleh seorang manajer yang bertanggung-jawab pada manajer pemasaran.

PASAR
 Pengertian Pasar
Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya
 Macam-macam pasar
• Pasar konsumen, pembeli yang membeli barang untuk dikonsumsi
• Pasar industri, individu/organisasi yang membeli barang untuk dipakai lagi
• Pasar penjual, individu/organisasi yang membeli barang untuk dijual lagi
• Pasar pemerintah, pasar dimana terdapat lembaga-lembaga pemerintah
 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen.

MARKETING MIX DAN PRODUK
 Pengertian Marketing Mix
Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan
inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
 Pengertian Barang
Barang / produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak
dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
 Penggolongan Barang menurut Tingkat Pemakaian dan Kekongkritannya
1. Barang tahan lama, barang yang dapat dipakai berkali-kali
2. Barang tidak tahan lama, barang yang hanya dapat dipakai sekali atau beberapa kali saja.
3. Jasa, kegiatan atau manfaat yang ditawarkan untuk dijual.
 Penggolongan Barang menurut Tujuan Pemakaiannya oleh si Pemakai
1. Barang konsumsi, barang yang dibeli untuk dikonsumsi
a. Barang konvenien, barang yang mudah dipakai dan mudah didapat
b. Barang shopping, barang yang dibeli dengan mencarinya dahulu
c. Barang special, barang yang hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja
2. Barang industri, barang yang dibeli untuk diproses lagi.
a. Bahan baku, bahan pokok untuk membuat barang lain
b. Komponen dan barang setengah jadi, barang yang sudah masuk proses produksi
c. Perlengkapan operasi, barang yang digunakan untuk membantu proses produksi.
d. Instalasi, alat produksi utama dalam perusahaan yang dapat dipakai untuk jangak waktu lama
e. Peralatan ekstra, alat-alat yang dipakai untuk membantu instalasi
 Siklus Kehidupan Barang (Product Life Cycle)
Siklus kehidupan barang terdiri atas lima tahap yang berbeda-beda dan berada dalam
lingkungan pemasaran yang berbeda pula. Tahap-tahap tersebut adalah:
1) Tahap Perkenalan
2) Tahap pertumbuhan
3) Tahap kedewasaan dan kejenuhan
4) Tahap kemunduran
 Merk
Brand adalah suatu nama, istilah simbul, atau disain (rancangan), atau kombinasinya
yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk mmbedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh pesaing.

SALURAN PEMASARAN
 Pengertian Saluran Distribusi
Saluran distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen
untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri.
 Alternatif Saluran Distribusi untuk Barang Konsumsi dan Barang Industri
Dalam pendistribusian dapat menggunakan perantara maupun tidak. Perantara adalah
lembaga bisnis yang beroperasi di antara produsen dan konsumen. Dalam distribusi terdapat 9 saluran distribusi, saluran 1 sampai dengan 5 merupakan saluran distribusi untuk barang konsumsi. Sedangkan saluran 6 sampai dengan 9 merupakan saluran distribusi untuk barang industri.
 Saluran Distribusi Ganda
Ada beberapa masalah dalam pemilihan saluran distribusi, antara lain:
1) Jenis barang yang dipasarkan
2) Produsen ynag menghasilkan produknya
3) Penyalur yang bersedia ikut mengambil bagian
4) Pasar yang dituju
Sehingga memungkinkan menggunakan beberapa saluran secara sekaligus (distribusi
ganda). Hal ini dilakukan apabila produsen menjual:
• Barang yang sama ke pasar konsumen dan pasar industri sekaligus
• Barang-barang yang tidak ada kaitannya sama sekali

 Perantara Saluran
Dalam operasinya, perantara saluran melaksanakan berbagai macam fungsi
pemasaran. Selain itu, perantara juga melakukan fungsi penjualan dan pembelian.
 Pedagang Besar
Pedagang besar dapat digolongkan ke dalam:
1) Pedagang besar dengan fungsi penuh, melaksanakan seluruh fungsi pemasaran
2) Pedagang besar dengan fungsi terbatas, melaksanakan satu atau beberapa fungsi pemasaran saja.
 Pengecer
Pengecer mempunyai fungsi penting karena berhubungan langsung dengan konsumen
akhir. Jenis-jenis pengecer:
a) General Merchandise store, toko yang menjual berbagai macam barang
b) Single-line store, menggolongkan dengan mengelompokkan barang sesuai jenis product line-nya
c) Specialty store, menjual sebagian dari product line saja.
 Agen
Jenis-jenis agen antara lain:
a) Agen penjualan, bertugas mencarikan pasar bagi produsen
b) Agen pembelian, bertugas mencarikan penyedia/supplier bagi para pembeli
c) Agen pengangkutan, bertugas meyampaikan barang dari penjual ke pembeli
 Jumlah Perantara dalam Saluran
Dalam hal ini produsen memiliki tiga alternatif yang dapat ditempuh, yaitu:
a) Distribusi intensif
b) Distribusi selektif
c) Distribusi ekslusif
 Distribusi Fisik
Terdapat dua masalah pokok dalam kegiatan distribusi fisik ini yaitu:
1. Pengangkutan, pemindahan barang melalui suatu jalur
a. Penggolongan sesuai dengan metode pengangkutannya
b. Penggolongan sesuai dengan bentuk hukumnya
2. Penyimpanan

PENENTUAN HARGA
 Arti dan Pentingnya Harga
Harga adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayananya.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Harga
1. Keadaan Perekonomian
2. Penawaran dan Permintaan
3. Elastisitas Permintaan
4. Persaingan
5. Biaya
6. Tujuan Perusahaan
7. Pengawasan Pemerintah
 Metode-metode Penetapan Harga
1. Penetapan Harga Biaya Plus (cost-plus pricing method)
Harga jual produk dapat dihitung dengan rumus:
BIAYA TOTAL + MARJIN = HARGA JUAL

2. Penetapan Harga Mark-Up (mark-up pricing method)
Rumusnya:
HARGA BELI + MARK UP = HARGA JUAL

3. Penetapan Harga Break-even (break-even pricing)
4. Penetapan Harga dalam Hubungannya dengan Pasar
 Politik Penetapan Harga
1. Penetapan harga psikhologis, biasanya digunakan untuk penjualan barang pada tingkat pengecer
2. Price lining, disini penjual menentukan beberapa tingkatan harga pada semua barang yang dijual
3. Potongan harga, dimaksudkan untuk menarik konsumen. Jenis-jenis potongan harga adalah: (a) potongan kuantitas, (b) potongan dagang, (c) potongan tunai, (d) potongan musiman.
4. Penetapan harga geografis
a. F.O.B tempat asal (F.O.B. point of origin) dimana seluruh ongkos angkut ditanggung pembeli
b. F.O.B tujuan (F.O.B destination) dimana seluruh ongkos angkut ditanggung penjual

PROMOSI DAN PERIKLANAN
 Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel marketing mix yang digunakan oleh
perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Beberapa kegiatan yang ada dalam promosi pada umumnya ada empat, yaitu:
 Periklanan
 Personal seling
 Promosi penjualan
 Publisitas dan hubungan masyarakat
 Periklanan
Periklanan adalah komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai
media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non-laba, serta individu-individu.
1. Tujuan Periklanan
a. mendukung personal selling dan kegiatan promosi yang lain
b. mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai oleh salesman dalam jangka waktu tertentu
c. mengadakan hubungan dengan para penyalur
d. memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru
2. Jenis Periklanan
a. periklanan barang (product advertising)
b. periklanan kelembagaan (institutional advertising)
3. Media Periklanan
a. surat kabar
b. majalah
c. radio
d. televisi
e. pos langsung
4. Biro Periklanan
Biro periklanan (advertising agency) merupakan lembaga bisnis yang berdiri
sendiri, yang mengkhususkan kegiatannya di bidang perencanaan, pengembangan, dan penempatan periklanan bagi langganannya.

PERSONAL SELLING, PROMOSI, PENJUALAN, DAN PUBLISITAS
 Personal Selling
Personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
1) Proses personal selling
Tahap-tahap dalam kegiatan personal selling adalah:
a. Persiapan sebelum penjualan
b. Penentuan lokasi pembeli potensial
c. Pendekatan pendahuluan
d. Melakukan penjualan
e. Pelayanan sesudah penjualan
2) Jenis tugas penjualan dan salesman
a. Trade selling dan merchandising salesman, tugas penjualan yang ditujukan pada penyalur, bukan pembeli akhir.
b. Missionary selling dan detailman, tugas penjualan yang dilakukan untuk mendorong pembeli agar bersedia membeli pada penyalur perusahaan.
c. Technical selling dan sales engineer, tugas penjualan meningkatkan penjulan dengan memberi saran dan nasehat kepada para pembeli.
d. New business selling dan pioneer product salesman, tugas penjualan berusaha membuka transaksi baru dengan mengubah calon pembeli menjadi pembeli.
 Promosi Penjualan
Dalam promosi penjualan perusahan menggunakan alat-alat seperti: peragaan,
pameran, demonstrasi, hadiah, contoh barang, dan sebagainya. Jadi, kegiatan tersebut dapat mendukung kegiatan promosi yang lain.
 Publisitas
Hampir sama dengan periklanan, publisitas juga merupakan salah satu kegiatan
promosi yang dilakukan melalui media. Namun bedanya informasi yang tercantum tidak berupa iklan tetapi berupa berita.
»»  READMORE...

Sabtu, 23 Oktober 2010

tugas resume pengantar bisnis BAB 5

BAB 5
DISAIN DAN PERILAKU ORGANISASI


PENGERTIAN ORGANISASI
Apakah yang Dimaksud dengan Organisasi
Menurut Boone dan Kurtz, organisasi didefinisikan sebagai berikut:
Organisasi adalah suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi untuk mencapai tujuan.
Definisi organisasi itu mencakup tiga elemen pokok, yaitu: (1) interaksi manusia, (2)
kegiatan mengarah pada tujuan, dan (3) struktur.
Untuk sebuah perusahaan yang kecil, fungsi pengorganisasian itu sangatlah sederhana. Jika perusahaan semakin besar, maka kebutuhan akan organisasi juga meningkat.


ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
Organisasi Formal
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung-jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan.
Organisasi formal menawarkan bidang-bidang tetap (relatif) yang masing-masing
orang bekerja pada bidang tanggung jawabnya sendiri. Organisasi formal merupakan bagian yang dapat dilihat pada bagan organisasi. Sedangkan organisasi informal tidak. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan struktur organisasi formal adalah (1) wewenang, (2) tanggung jawab, (3) pertanggung-jawaban, (4)delegasi, dan (5) koordinasi.

Organisasi Informal
Organisasi informal adalah suatau jaringan hubungan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal.
Komunikasi yang terjadi dalam organisasi informal berjalan dengan cepat dari mulut
ke mulut. Sistem komunikasi ini dinamakan sistem tanaman rambat. Informasi yang disampaikan dapat berlebihan, kurang tepat, kurang terpercaya, atau dapat juga terpercaya.

Sentralisasi VS Desentralisasi
Organisasi yang Disentralisir
Organisasi manajemen yang disentralisir merupakan sebuah sistem yang wewenang serta pengendaliannya dipegang di suatu pusat, biasanya eksekutif puncak. Kebaikan disentralisir adalah: (1) bahwa pengendalian yang lebih efektif dapat dilakukan, (2) cenderung memperpendek jangka pengambilan keputusan, dan (3) memungkinkan bagi seluruh unit untuk mengikuti suatu rencana tindakan yang seragam.
Sedangkan keburukannya antara lain: (1) jika perusahaan berkembang dengan pesat, maka beban kerja pada eksekutif puncak menjadi terlalu banyak, (2) organisasi yang disentralisir hanya memberi pengalaman sedikit kepada para manajer muda dalam pengambilan keputusan.
Organisasi yang Didesentralisir
Manajemen yang didesentralisir merupakan suatu usaha sistematis untuk mendelegasikan kepada jenjang bawah semua wewenang kecuali yang harus dilaksanakan pada jenjang tertinggi. Dalam desentralisir, para manajemen bawah mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya.


STRUKTUR ORGANISASI DAN PENYUSUNANNYA
Pembentukan Struktur Organisasi
Struktur organisasi formal didasarkan pada analisa dari tiga elemen kunci setiap
Organisasi, yaitu:
1. Interaksi kemanusiaan
2. Kegiatan yang terarah ke tujuan
3. Struktur
Manajemen harus mengkoordinir kegiatan-kegiatan karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.

Hierarki Tujuan
Hierarki tujuan organisasi berlingkup dari tujuan perusahaan keseluruhan sampai
tujuan-tujuan khusus yang ditetapakan untuk masing-masing karyawan. Jumlah jenjang dalam hierarki bergantung pada besarnya dan kekomplekan perusahaan. Perusahaan yang lebih kecil biasanya mempunyai jenjang lebih sedikit dibanding perusahaan besar.

Departementalisasi
Pembentukan struktur organisasi dimulai dengan penganalisisan kegiatan-kegiatan utama organisasi. Kegiatan ini berupa produksi, pemasaran, pembelanjaan, dan personalia. Masing-masing kegiatan ditugaskan ke departemen yang berbeda dalam perusahaan termasuk manajer dan karyawannya.

Wewenang dan Tanggung Jawab
Tindakan menugaskan kegiatan kepada bawahan disebut pendelegasian. Manajer memberi tanggung jawab dan wewenang kepada bawahan. Setelah melakukan tugas sesuai wewenang dan tanggung jawabnya, bawahan harus memberikan pertanggung-jawaban pada atasan.

Berapa Banyak Bawahan yang Harus Ada di Bawah Seorang Manajer?
Rentangan pengendalian (span of control) merupakan jumlah optimal bawahan yang dapat dikelola oleh seorang manajer. Banyak pendapat yang menyatakan bahwa manajemen puncak sebaiknya membawahi secara langsung bawahan sebanyak antara empat sampai delapan orang.
Faktor-faktor kritis dalam menentukan rentangan pengendalian yang optimal adalah:
1. Jenis pekerjaan
2. Pelatihan karyawan
3. Kemampuan manajer
4. Efektifitas komunikasi.

Menjamin Komunikasi yang Efektif
Komunikasi merupakan tugas yang relatif sederhana bagi organisasi kecil. Akan
tetapi masalah komunikasi akan semakin banyak seiring dengan tumbuhnya organisasi.

Menghindari Pertumbuhan Organisasi yang Tidak Perlu
Dengan meningkatnya kekomplekan dan ukuran organisasi muncul kecenderungan
untuk menambah personalia atasan dan spesialis. Seorang filusuf dan sejarahwan Inggris bernama C. Northcote Parkinson menjelaskan kecenderungan tersebut dalam bukunya Parkinson’s Law : “Pekerjaan itu meningkat sedemikian rupa sehingga mengisi waktu yang tersedia untuk penyelesaiannya”.
Menurut Parkinson penyebab kecenderungan ini terletak pada:
1. Keinginan manajer sendiri untuk membangun “kerajaan” dengan menambah bawahan.
2. kerja tulis yang diciptakan oleh adanya kesempatan kerja dari karyawan tambahan.
Untuk mencegah terjadinya ini diperlukan usaha dari manajemen puncak untuk tetap waspada dan memberikan perkiraan-perkiraan yang jujur menyangkut kebutuhan akan setiap posisi baru yang diajukan.

Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
Bagan organisasi atau struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan
tentang hubungan antara orang-orang di dalam organisasi dan hubungan antar masing-masing kegiatan.
Pada pokoknya ada empat macam bentuk struktur organisasi, yaitu: organisasi garis
(line organization), organisasi garis dan staf (line and staf organization), organisasi fungsional (functional organization), komite (committee) dan organisasi matrik.

Organisasi Garis
Dalam struktur organisasi garis, kekuasaanmengalir secara langsung dari Direktur ke
Kepala Bagian dan kemudian terus ke karyawan-karyawan di bawahnya.
Organisasi ini biasanya hanya dipakai oleh perusahaan-perusahaan kecil.
a. Kebaikan Organisasi Garis
 Adanya kesatuan dalam pimpinan dan pemerintah.
 Pimpinan dapat lebih cepat dalam mengambil keputusan.
 Pimpinan dapat lebih cepat dalam memberikan perintah.
 Menghemat biaya.
b. Keburukan Organisasi Garis
 Sering terdapat birokrasi yang menghambat jalannya perusahaan.
 Tidak adanya spesialisasi menyebabkan tugas yang berat bagi para petugas sehingga kurang efisien.
 Kurangnya kerjasama di antara masing-masing bagian.

Organisasi Garis dan Staf
Organisasi ini merupakan kombinasi yang diambilkan dari keuntungan-keuntungan
adanya pengawasan secara langsung dan spesialisasi dari perusahaan. Tipe organisasi ini lebih baik dipakai untuk perusahaan sedang dan besar.
a. Kebaikan Organisasi Garis dan Staf
 Pimpinan lebih leluasa memberikan saran terhadap tugas khusus di luar bagiannya.
 Staf dapat membantu untuk mengatasi berbagai persoalan.
 Staf dapat mendidik para petugas.
 Adanya kesatuan dalam pimpinan sehingga aliran kekuatannya jelas.
b. Keburukan Organisasi Garis dan Staf
 Kadang-kadang staf tidak lagi memberi saran tetapi perintah.
 Dapat menimbulkan anggapan pada petugas untuk lebih percaya pada staf daripada atasannya.
 Staf dapat ikut disalahkan jika saran yang diberikan tidak memperoleh hasil.

Organisasi Fungsional
Dalam organisasi fungsional, masing-masing manajer adalah seorang spesialis atau ahli dan masing-masing bawahan/pekerja mempunyai beberapa pimpinan. Bentuk ini lebih menekankan pada pembagian fungsi. Oleh karena itu bentuk ini sulit dan jarang sekali dipakai.
a. Kebaikan Organisasi Fungsional
 Masing-masing fungsi dipegang oleh orang yang ahli dalam bidangnya, sehingga terdapat keserasian antar tugas dan keahliannya.
 Tugas para manjer menjadi lebih ringan.
b. Keburukan Organisasi Fungsional
 Membingungkan para pekerja.
 Tidak ada hubungan garis secara langsung dengan atasan.
 Kesulitan-kesulitan yang timbul tidak dapat secara cepat diatasi.
 Kurangnya koordinasi sering menimbulkan perselisihan diantar para manjer.

Organisasi Komite
Komite sering dilakukan untuk mengumpulkan pendapat tentang berbagai kegiatan
dalam perusahaan. Untuk membentuk komite harus memperhatikan syarat-syarat berikut ini :
1. Suasananya santai dan bersifat informal
2. Semua anggota komite ikut ambil bagian dalam membicarakan tugas-tugasnya
3. Komite mengetahui tentang tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
4. Masing-masing anggota komite bersedia mendengarkan pendapat anggota yang lain
5. Keputusan diambil secara konsensus
6. Masing-masing anggota bebas mengemukakan pendapat
7. Ketua komite tidak mempunyai kekuasaan atas yang lain
a. Kebaikan Komite
 Merupakan forum untuk saling bertukar pendapat di antara beberapa anggota
 Keputusan ditentukan bersama-sama sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik
 Menciptakan koordinasi yang lebih baik
 Meningkatkan pengawasan, karena komite berhubungan langsung dengan para pelaksana
b. Keburukan Komite
 Kesulitan dalam mempersiapkan pertemuan karena masing-masing anggota sibuk dengan pekerjaannya
 Keharusan untuk berkompromi
 Sering menimbulkan kesimpang-siuran dalam organisasi
 Tidak mempunyai kekuasaan untuk mendukung saran-saran yang diberikan

Organisasi Matriks
Organisasi matrik, juga disebut organisasi manajemen proyek, dapat didefinisikan
sebagai struktur organisasi dimana para spesialis dari bagian-bagian yang berbeda disatukan untuk mengerjakan proyek khusus.
Dalam organisasi seperti itu beberapa anggota organisasi memberikan laporan kepada
dua atasan, bukannya satu atasan seperti bentuk yang tradisional.
a. Kebaikan Organisasi Matrik
 Luwes
 Memberikan metode untuk memusatkan perhatian pada masalah-masalah utama yang spesifik atau persoalan-persoalan teknis yang unik.
 Memberikan alat inovasi tanpa mengganggu struktur organisasi yang ada.
b. Keburukan Organisasi Matrik
 Beberapa masalah dapat muncul karena pendekatan ini melanggar prinsip kesatuan perintah yang tradisional (satu atasan untuk masing-masing individu)
 Manajer proyek dapat menjumpai kesulitan dalam mengembangkan tim terpadu dari orang-orang yang berasal dari bagian-bagian yang berbeda
 Konflik dapat muncul antara manajer proyek dengan manajer-manajer bagian lain


PERILAKU KEORGANISASIAN
Prediktor-prediktor penting dalam organisasi kerja meliputi kelompok kerja, motivasi,
sikap pekerjaan, dan kepemimpinan.

Kelompok Kerja
Kelompok kerja merupakan sekumpulan karyawan yang secara bersama-sama
mempunyai pekerjaan serupa (umum) dan melihat diri mereka sebagai satu kelompok. Kelompok tersebut dapat mengisi kebutuhan para anggotanya, kebutuhan-kebutuhan itu dapat berupa: (1) kebutuhan berkomunikasi, (2) kebutuhan mempertahankan harga diri dan kepentingan ekonomi, serta (3) kebutuhan akan perlindungan.
Keanggotaan dalam berbagai kelompok akan bergantung pada banyak hal, yaitu: (1)
keakraban satu sama lain, (2) kepentingan bersama, (3) pekerjaan serupa, dan (4) persahabatan.

Motivasi
Motivasi merupakan motif intern yang menyebabkan orang berperilaku seperti yang
mereka lakukan. Karyawan dapat dimotivasi untuk bergabung dalam sebuah kelompok kerja jika mereka merasa bahwa kebutuhan pribadinya dapat lebih terpenuhi denagan cara seperti itu.
Jenjang Kebutuhan Karyawan
Teori motivasi dari Abraham H. Maslow (seorang ahli psikolog) menekankan dua ide
dasar yaitu:
1. Orang mempunyai banyak kebutuhan, tetapi hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi saja yang dapat mempengaruhi perilaku manusia
2. Kebutuhan manusia dikelompokkan dalam sebuah hierarki kepentingan. Jika satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain yang tingkatannya lebih tinggi akan muncul dan memerlukan pemuasan
Kebutuhan pertama yang harus dipenuhi adalah kebutuhan fisiologis, seperti rasa lapar, haus, dan lelah. Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, baru kemudian orang berusaha memenuhi kebutuhan yang berjenjang lebih tinggi, demikian seterusnya sampai kebutuhan paling tinggi terpenuhi, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri.

Pekerjaan dan Sikap Jabatan
Perkembangan teknologi telah menyebabkan penggunaan mesin dan peralatan
otomatis yang lebih besar. Kecenderungan ke arah yang lebih otomatis di bidang manufaktur dan pertanian lambat laun akan mendapat tantangan dari serikat buruh, karena mereka merasa bosan dan tidak memperoleh kesempatan untuk menggunakan keterampilannya.
Oleh Musselmah dan Jackson, kepuasan jabatan dipandang sebagai indikator yang bermanfaat bagi manajemen untuk menentukan apakah terdapat bidang-bidang masalah dalam angkatan kerja organisasi. Kepuasan jabatan dikaitkan dengan perputaran dan absentiisme dalam angkatan kerja.

Kepemimipinan
Dalam perusahaan, kepemimipinan berkaitan dengan pengarahan kepada karyawan
untuk melakukan pekerjaan. Manajer yang baik pasti akan mendapatkan hasil pekerjaan lebih banyak dari bawahannya dengan sikap sebagai pemimipin yang baik. Untuk mengetahui gaya kepemimipinan yang sesuai, mereka tidak hanya melihat posisinya sebagai manjer yang menghendakinya segalanya telah dilakukan, tetapi mereka harus pula belajar bekerja dalam struktur yang ada secara efektif.
»»  READMORE...