Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Sabtu, 27 November 2010

tugas resume pengantar bisnis BAB 9

BAB 9
PERSONALIA

PEMANFAATAN SUMBER TENAGA KERJA DAN KOMPENSASI
 Pendahuluan
Agar tujuan sebuah organisasi dapat dicapai dengan baik maka diperlukan fungsi
fungsi. Pengertian dari fungsi adalah, tugas-tugas yang dapat segera dibedakan dengan tigas-tugas yang lain. Sebagai pelaksana fungsi-fungsi tersebut, diperlukan personalia-personalia, yang diberi wewenang, tanggung jawab dan pertanggungjawaban.
 Macam / Jenis Personalia
Sesuai dengan fungsinya, pada dasarnya, di dalam perusahaan terdapat dua macam
tenaga kerja, yakni :
1. Tenaga Eksekutif : mempunyai dua tugas pokok yaitu, mengambil berbagai keputusan dan melaksanakan fungsi organik manajemen.
2. Tenaga Operatif : tenaga terampil, yang menguasai bidang pekerjaannya.
Tenaga operatif ditinjau dari kemampuannya melaksanakan tugas dibagi menjadi 3 golongan yakni :
a. Tenaga terampil (skilled labor)
b. Tenaga setengah terampil (semi skilled labor)
c. Tenaga tidak terampil (unskilled labor)
 Sumber Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diinginkan oleh perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber
berikut:
1. Dari dalam Perusahaan. Berasal dari promosi (kenaikan pangkat) atau transfer (pemindahan dari bagian lain) di dalam perusahaan.
2. Teman-teman Para Karyawan.
3. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja. Hanya terdapat satu lemabaga yang diatur dan ditangani oleh Pemerintah, yaitu Kantor Penempatan Tenaga Kerja (KPT).
4. Lembaga Pendidikan.
5. Masyarakat Umum
 Seleksi Tenaga Kerja
Sebelum proses seleksi dilakukan ada dua masalah penting yang harus diatasi lebih
dulu, yaitu :
1. Penentuan Jenis (kualitas) Tenaga Kerja
Yang meliputi penentuan prasyarat yang harus dipenuhi antara lain :
a. Batas minimum-maksimum usia.
b. Pendididkan minimal yang dimiliki.
c. Pengalaman kerja yang telah diperoleh.
d. Bidang keahlian yang dimiliki.
e. Ketrampilan lain yang dimiliki.
f. Pengetahuan-pengetahuan lainnya.
g. Dan sebagainya.
2. Penentuan Jumlah Tenaga Kerja
Penentuan jumlah tenaga kerja ini, meliputi dua hal pokok yakni:
a) Analisa beban kerja yang meliputi : peramalan penjualan (sales forecast), penyusunan jadwal waktu kerja dan penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat satu unit barang.
b) Analisa tenaga kerja untuk menghitung jumlah tenaga kerja yang sesungguhnya dapat tersedia pada satu periode tertentu.
3. Proses Seleksi
Pada umumnya tahap-tahap proses seleksi sebagai berikut:
a) Pengisian formulir atau penyortiran lamaran-lamaran yang masuk.
b) Wawancara pendahuluan.
c) Psycho-test.
Psycho-test meliputi 5 hal yaitu:
o Aptitude test – menguji sikap seseorang.
o Achievement test – menguji bakat seseorang.
o Interest test – menguji minat seseorang.
o Personality test – menguji kepribadian seseorang.
o IQ test – menguji kecakapan seseorang.
d) Wawancara lanjutan
e) Pengujian referensi
f) Pengujian kesehatan
g) Masa orientasi
 Pengembangan Karyawan
Para karyawan baru maupun yang sudah bekerja, masih perlu pula dikembangkan
lebih lanjut, di samping untuk lebih meningkatkan keterampilan kerja dengan harapan agar :
1. tingkat produktivitas bertambah
2. mengurangi tingkat kecelakaan
3. mengurangi besarnya scrap (kerusakan hasil)
4. meningkatkan gairah keja
Pada dasarnya, terdapat 2 metode pengembangan karyawan yakni :
1. Dilaksanakan di dalam dan oleh perusahaan sendiri (on the job training).
2. Dilaksanakan di luar perusahaan dan ileh lembaga lain (off the job training).
 Kompensasi
Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan secara teratur dan dalam jumlah
tertentu oleh perusahaan kepada para karyawan atas kontribusi tenaganya yang telah diberikannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Kompensasi ini dapat berupa upah dan gaji.
Dalam masalah pengupahan ini, terdapat 3 macam teori upah ekonomi yakni :
2. Teori pasar
Tingkat upah yang diterima ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan tenaga kerja.
3. Teori standard hidup
Teori ini menyatakan bahwa upah harus dapat memberikan jaminan kepada buruh untuk menikmati hidup dengan layak.
4. Teori kemampuan untuk membayar
Di sini, besar kecilnya upah dipengaruhi oleh laba yang diterima oleh perusahaan. Apabila perusahaan memperoleh laba besar, maka karyawan harus menerima tambahan upah dari keuntungan tersebut.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah
Besar kecilnya tingkat upah bagi buruh, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Pasar tenaga kerja.
2. Tingkat upah yang berlaku di daerah yang bersangkutan.
3. Tingkat keahlian yang diperlukan.
4. Situasi laba perusahaan.
5. Peraturan Pemerintah.
 Metode Pengupahan
Berikut ini adalah metode-metode yang bisa dilakukan oleh perusahaan.
1. Upah langsung ( straight salary )
Merupakan bentuk upah paling sederhana, diwujudkan dalam sejumlah uang yang dibayarkan atas dasar satuan waktu tertentu. Metode ini tidak termasuk upah lembur.
2. Gaji ( wage )
Dasar pembayaran metode upah ini adalah lama waktu mengerjakan suatu pekerjaan, atau dihitung menurut tingkat upah per jam, tanpa memperhatikan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.
3. Upah satuan ( piece work )
Pada metode ini upah yang dibayarkan kepada para karyawan menurut jumlah produk yang dihasilkan.
4. Komisi
Merupakan sejumlah uang yanf dibayarkan ( biasanya didasarkan atas presentase dan harga jual ) untuk setiap unit barang yang terjual, dan bukannya unit yang dapat diproduksi.
5. Premi shift kerja ( shift premium )
Merupakan upah yang diberikan kepada para karyawan karena bekerja di luar jam kerja normal, misalnya sore atau malam hari.
6. Tunjangan tambahan ( fringe benefit )
Tunjangan tambahan di luar upah seperti : asuransi-asuransi kesehatan, jiwa, kecelakaan, tunjangan hari raya, hari libur, cuti, pesangon, pakaian dinas, perumahan, kendaraan, jemputan dan pensiun.

 Upah Insentif
Intensif menunjukkan suatu arti tentang dorongan kerja yang efektif dari karyawan.
Maksud dari upah intensif adalah untuk mendorong karyawan agar bekerja dengan lebih produktif.
Karakteristik pokok dari upah insentif yang baik adalah :
1. Harus menunjukkan penghargaan kepada karyawan atas produktivitas mereka.
2. Harus dapat dipakai untuk mencapai tujuan produktif per karyawan secara layak.
3. Tambahan upah yang diperoleh karyawan harus paling sedikit diseimbangkan dengan biaya produksi terendah.
Macam-macam Bentuk Upah Intensif
1. Full Participation Plan
Full Participation Plan merupakan upah intensif bagi karyawan pabrik dimana kegiatan ekstra pada tugas mereka, dapat menghasilakn produksi tambahan.
Setiap kenaikan 1 % outpit melebihi standard (100%), karyawan tersebut, akan menerima tambahan penghasilan sebesar kenaikan itu (1 %). Oleh karena itu upah intensif semacam ini, disebut juga 1 for 1 plan.
2. Group Intensif Plan
Intensif ini diberikan kepada sekelompok karyawan, bila mereka terbukti dapat
menunjukkan hasil yang menguntungkan, seperti:
a) Peningkatan produktivitas
b) Penurunan biaya tenaga kerja per unit
c) Perbaikan kualitas produk
d) Pengurangan tingkat kerusakan produk yang dihasilkan

HUBUNGAN PERBURUHAN
 Hubungan Perburuhan Pancasila
Dalam hubungan perburuhan Pancasila ini, buruh/karyawan harus diperlakukan
sebagai manusia utuhnya, artinya karyawan tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang. Di sampng itu, hubungan perburuhan Pancasila ini menghendaki pula agar setiap persoalan yang terjadi antar buruh dan manajemen diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat .
Bila terjadi adanya ketidak-sepakatan antara buruh dan manajemen buruh
mempunyai senjata yang dapat digunakan untuk menekan pembicaraan antar mereka yaitu:
1. Boikot
2. Pemogokan
3. Penghasutan
4. Memperlambat kerja
 Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Isi perjanjian ini meliputi hak-hak dan kewajiban buruh maupun pengusaha.
Hak-hak Buruh
Materi-materi buruh, yang dapat dicantumkan ke dalam perjanjian kerja bersama
antara lain :
1. Besarnya gaji/upah minimal yang harus diterima buruh beserta kenaikannya.
2. Tunjangan-tunjangan yang harus diterima
3. Hak untuk mendapat santunan kecelakaan di tempat kerja
4. Hak untuk mendapatkan promosi dengan sistem penilaian yang adil
5. Hak untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan melalui program training yang diberikan oleh perusahaan
6. Mendapatkan pesangon bila ia dipecat atau keluar atas kemauan sendiri
7. Besarnya pesangon
Kewajiban Buruh
1. Datang bekerja tepat pada waktunya
2. Menjaga ketertiban dan suasana kerja serasi
3. Berusaha meningkatkan produktivitas
4. Mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan , mematuhi tata waktu kerja
5. Berusaha untuk selalu dapat melakukan penghematan untuk dapat menekan biaya produksi
6. Menyumbangkan gagasan –gagasan yang bermanfaat untuk kelancaran jalannya usaha dan penekanan biaya produksi
7. Bekerja sesuai yang digambarkan dalam deskripsi jabatan
Hak Pengusaha
1. Hak untuk mengevaluasi kerja karyawan menurut tata cara yang telah disepakati
2. Hak menentukan/memilih/seseorang yang dianggap baik untuk menjadi pimpinan
3. Hak untuk menegur/mengarahkan, bial terdapat karyawan yang dipandang bertindak menyimpang sehingga merugikan perusahaan
4. Hak memberi promosi dan devisi kepada karyawan
5. Hak untuk memecat, sesuai dengan prosedur yang berlaku
Kewajiban Pengusaha
1. Memberikan semua hak karyawan yang telah disepakati bersama
2. Memperlakukan karyawan secara adil
3. Memberikan fasilitas-fasilitas kepada karyawan
 Macam- macam Perjanjian Kerja
1. Closed shop agreement
Perjanjian ini hanya berlaku bagi buruh/pekerja yang telah tergabung menjadi anggota serikat (persatuan).
2. Union shop agreement
Persetujuan ini mengharuskan para pekerja untuk menjadi anggota serikat sesudah mereka bekerja.
3. Open shop agreement
Persetujuan ini memberikan kebebasan anggota untuk menjadi atau tidak anggota serikat.
 Konflik dalam Hubungan Kerja
Konflik biasanya terjadi apabila kepentingan kedua belah pihak, antara pihak buruh
dan pengusaha, terganggu.
Penyelesaian konflik ini dapat dilakukan dalam beberapa tahap berikut :
1. Diselesaikan oleh mandor sebagai wakil perusahaan bersama dengan wakil buruh
2. Bila mengalami kemacetan, diselesaikan antara kepala bagian dengan wakil buruh
3. Bila masih mengalami kemacetan, diselesaikan antara manajer dan wakil buruh
4. Bila belum juga terselesaikan, masalah tersebut dibawa ke perundingan antara wakil perusahaan dan eakil buruh dengan perantara Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan tingakt Daerah (P4D) atau tingkat Pusat (P4P)
5. Penyelesaian tahap terakhir dilakukan oleh Dewan Arbitrasi.
 Perantara dalam Pemecahan Konflik
1. Konsiliasi
2. Mediasi
3. Arbitrasi
Macam-macam Arbitrasi
1. Arbitrasi sukarela ( voluntary arbitration )
2. Arbitrasi paksaan ( compulsory arbitration )
3. Arbitrasi otomatis (automatic arbitration )
 Lembaga-lembaga BIPARTITE dan TRIPARTITE
Lembaga bipartite mendasarkan diri pada pengertian bahwa setiap masalah yang
timbul dari hubungan perburuhan merupakan tanggung jawab kedua belah pihak, buruh dan pengusaha.
Sedangkan lembaga tripartite mendasarkan pada pengertian bahwa setiap masalah
yang timbul merupakan tanggung jawab buruh, pengusaha dan masyarakat yang dalam hal ini diwakili pemerintah.
 Mencegah Konflik
1. Melaksanakan lembaga keluhan (grievance) dengan baik
2. Mengadakan survey gairah kerja (morale) secara rutin
3. Menyelenggarakan lembaga Bimbingan dan Penyuluhan (guidance & counseling)
4. Mengikut-sertakan buruh dalam pengambilan keputusan.
»»  READMORE...

Senin, 22 November 2010

Tugas makalah peng. bisnis "perusahaan manufaktur"

PENDAHULUAN
Aneka Gas Industri didirikan sejak tahun 1916 pada saat koloni Belanda, mengalami perubahan status dan kepemilikan beberapa kali, mulai dari nasionalisme pemerintahan Indonesia di bawah departemen perindustrian dan energy (BAPPIT) dengan nama PT Aneka Gas Industri (Persero) yang pertama kali diperkenalkan pada tanggal 21 September 1971. Perubahan status kepemilikan dari pemerintah kepada investor asing pada tahun 1996, yang akhirnya pada tahun 2004 kepemilikannya berubah menjadi perusahaan swasta nasional, yang status kepemilikannya dimiliki oleh Aneka Mega Energi dan Rachmat Harsono.
Pengalaman yang panjang telah membuktikan kestabilan dan kematangan perusahaan dalam menghadapi perubahan, untuk beradaptasi dan menjadi lebih besar dan lebih baik dalam perkembangan ekonomi dan industry di Indonesia. Melalui pengalaman ini, Aneka Gas Industri yakin dapat mencapai visinya yaitu menjadi perusahaan yang terbaik di gas industry dengan jaringan yang terluas di Indonesia.
Aneka Gas Industri, yang memiliki pengalaman hampir 100 tahun lamanya di bidang gas industry, merupakan perusahaan swasta nasional dengan berbagai produk dan jasa pada bidang gas industry guna untuk memenuhi kebutuhan setiap pelanggan mulai dari medis, manufaktur, engineering, minyak dan gas, bahkan labotarium.
Aneka Gas Industri sebagai supplier gas medis untuk industry medis dan kesehatan terbesar sejak tahun 1945, dengan menyediakan gas oksigen, udara tekan, nitrous oksida, sulfur heksaflourida dan gas-gas medis lainnya. Aneka Gas Industri juga menyediakan sistem instalasi gas medis dan peralatan gas untuk rumah sakit.

PT. ANEKA GAS INDUSTRI









Proses Produksi:
Carbon Dioxide Plant (CO2)
Bahan Baku Utama:
Raw Gas
Jenis Produk:
Liquid Carbon Dioxide (LCO2)
Carbon Dioxide Gas
Dry Ice
Kapasitas Produksi:
5000 Kg/Jam















Sarana Distribusi

Truck : Mengangkut Gas dalam kemasan Cylinder atau PGS
Lorry Tank : Mengangkut gas dalam bentuk atau fasa Liquid
ISO Tank : Mengangkut gas dalam bentuk atau fasa Liquid
Styrofoam Box (For Dry Ice)
Kemasan  

Sifat Carbon Dioxide
Kimia : Gas yang tidak dapat terbakar
Warna : Tidak berwarna
Rasa : Rasa sedikit mengigit
Bau : Sedikit berbau tajam, agak pedas
Berat Molekul : 44.01
Tekanan kritis : 73.825 Bar
Temperatur kritis : 31.01⁰C
Titik triple : 56.6⁰C à 5.179 Bar
Gas Application













SISTEM INSTALASI GAS MEDIS DAN PERALATAN UNTUK RUMAH SAKIT
I. SISTIM PEMIPAAN SENTRAL GAS MEDIS
A. Mendukung penyediaan gas medis dengan lebih aman dan lebih terjamin.
Gas medis yang digunakan di rumah sakit adalah elemen pendukung kehidupan yang berpengaruh langsung dalam mempertahankan hidup pasien. Oleh karena itu, gas medis yang digunakan haruslah bersih, dan memiliki kemurnian tinggi dan tersedia pada tekanan yang stabil. Secara konvensional, silinder tekanan tinggi langsung dibawa ke dalam ruangan ICU atau ruang perawatan medis. Namun timbul masalah dari aspek keselamatan dan kesehatan. Bahaya seperti pergantian silinder, sifat gas yang mudah terbakar, manajemen kebersihan gas silinder itu sendiri, dan keharusan berhati-hati dalam menangani gas bertekanan tinggi.
Sistim instalasi gas medis telah dikembangkan untuk mengeliminasi kesulitan-kesulitan tersebut. Berikut beberapa kondisi yang harus dipenuhi dalam sistem ini, yaitu :
• Tidak memberikan gas jenis lain.
• Gangguan yang spontan tidak boleh terjadi dalam pengadaan gas.
• Gas dengan kemurnian tinggi harus diadakan dari outlet gas medis.
• Dibutuhkan tekanan gas yang stabil.
Sistem gas medis ini, telah lulus undang-undang dan standar tersebut juga telah lulus standar ketat perusahaan ini. Dan pasti “lebih aman dan lenih terjamin”.
2. PERALATAN PENGADAAN
A. Stasiun Pengadaan Gas Medis yang Berkualitas dan Terpercaya
Dalam hal penggunaan oksigen, nitrous oksida,dll. Dalam gas silinder bertekanan tinggi, silinder yang digunakan ad 2 bagian. Yang pertama digunakan untuk penyediaan gas, dan bagian kedua untuk cadangan. Medical air supply station menyediakan udara tekan bersih dengan tingkat kemurnian tinggi, dimana kotoran telah dikeluarkan. Pompa vakum untuk mempertahankan daya hisap yang tinggi. Selain itu, supply station dilengkapi dengan sistem monitor untuk mendapatkan kondisi operasional sehingga dapat menyediakan gas medis secara terus menerus, stabil, dan menyeluruh. Berikut macam-macam peralatan pengadaan :



berikut keterangannya :
1. HCM-G/ HCM-L MANIFOLD
2. Mth Manifold untuk gas dalam silinder. Apabila sisi servis kosong, gas akan mengalir secara otomatis dari sisi cadangan.
3. MT-5 Manifold ekonomis untuk gas dalam silinder.
4. Mah Manifold untuk gas dalam silinder. Change over dari satu sisi ke yang lain sepenuhnya otomatis dan tekanan pengadaan gas diindikasi secara digital.
5. LGR Header Manifold untuk kebutuhan darurat. Dipasang untuk kebutuhan pada saat kebutuhan darurat.
6. Compressed Air Supply Station. Terdiri dari oil-free compressor, aftercooler, receiver tank, medical pure pack. Medical Air Unit (kiri) teriri dari refrigerated dryer dan regulator yang berguna untuk Rumah Sakit kecil.
7. Medical Pure Pack, terdiri dari dessicant dryer dan filter dengan efisiensi tinggi. Memberikan udara kering dan bersih tanpa partikel, oli ataupun gas beracun.
8. Oil Sealed Vacuum Station, memberikan tingkat vakum yang tinggi dan paket unit mengombinasikan receiver, bacterial filter, untuk menghemat tempat dan tenaga kerja.
9. Water Sealed Vacuum Station, terdiri dari water sealed pumps, receiver, bacterial filter, dan control panel.
10. Shut Off Valve, pada saat darurat atau pemeliharaan, valve utama ditutup untuk menutup semua pemipaan dan section valve ditutup untuk menutup masing-masing lantai atau departemen. Tersedia juga valve yang dilengkapi dengan gauge.
11. Pipa Berwarna, pipa tembaga dilapisi warna untuk masing-masing gas.
3. PERALATAN OUTLET
A. Berbagai macam tipe outlet gas medis untuk aplikasi pada berbagai kondisi perawatan.
Outlet gas medis yang digunakan oleh staf medis seperti para dokter dan suster untuk perawatan medis harian harus di design sedemikian rupa agar mencegah adanya kesalahan penyambungan ke gas medis yang berbeda dan tidak seharusnya. Perusahaan ini mengembangkan sistem “pin guide” untuk mencegah kesalahn penyambunagn secara mekanis. Berikut macam-macam peralatan outlet, yaitu:

1. NSV Type Outlet, dimana gas mulai mengalir.
2. CPS Type Outlet, untuk memudahkan pemeliharaan.
3. Reel type outlet, dipasng pada langit-langit palsu.
4. Ceiling type outlet, dilengkapi dengan alat untuk menarik kembali retractor yang memberikan panjang yang dikehendaki.
5. Ceiling column, dilengkapi dengan outlet gas medis dan soket listrik.
6. Motor driven ceiling column, unit ini menggunakan tenaga motor dan diaturr dengan control switch.
7. Ceiling module, biasanya digunakan pada NICU dan ruang incubator.
8. Nitrogen console unit, digunakan sebagai sumber tenaga untuk menggerakan alat bedah di ruang OK.
9. Anesthetic gas scavenging, unit ini menghisap sisa gas anestesi melalui pipa scavenging.
4. SISTEM ALARM DAN PERALATAN PELENGKAP
A. Sistem alarm untuk monitor pengadaan gas medis yang stabil.
Untuk mempertahankan stabilitas penyediaan gas medis, diperlukan siatem monitor yang dapat melacak aliran gas kasat mata dari sumber penyediaan gas melalui sistem pemipaan sampai ke bagian yang menggunakn gas tersebut. Perusahaan ini telah menawarkan berbagai macam sistem monitor. Dengan sistem ini, turunya tekanan dan kerusakan pada sentral gas dapat diperoleh dengan pasti dengan menggunakan pelacakan audio visual. Peralatan pelengkap yang digunakan dengan cara menghubungkan outlet gas medis harus dapat memberikan akurasi tinggi untuk mengontrol aliran gas medis secara benar. Semua peralatan medis digunakan secara langsung pada pasien. Berikut macam-macam peralatan pelengkap, yaitu :



1. Medical gas main monitor untuk diruang monitor, model terbaru dengan display touch panel, dapat memonitor semua pengadaan dan kodisi distribusi sistem gas medis di rumah sakit.
2. Medical gas area monitor untuk nurse station, model terbaru dengan display digital untuk memoniror kondisi gas medis untuk area tertentu. (keterangan no 3 sama dengan ket no 2)
3. –
4. Medical gas alarm panel tipe 3 gas, panel alarm yang terintegrasi, terdiri dari kombinasi pressure gauge dan pressure sensors untuk memonitor kondisi pengadaan gas medis.
5. Medical gas alarm tipe 6 gas.
6. Mt-57 type alarm panel, digunakan untuk memonitor tekanan pada pipa sekaligus kondisi supply station dan memberikan signal audio visual apabila keadaan abnormal.
7. Wall suction unit model fa (kanan), botol dapat dilepaskan dengan mudah dengan tombol yang tersedia.
8. Wall suction unit model isu-918, botol dapat dilepaskan dengan mudah dengan cara melonggarakan penjepit.
9. Oxygen flowmeter dengan humidifier oxytune, disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat juga digunakan dengan disposable humidifier.
10. Thoracic suction unit, memberikan daya hisap berkekuatan lemah untuk perawatan terus-menerus untuk pasien pasca operasi.
11. Kick suction unit digunakan untuk daya hisap yang membutuhkan kapasitas besar pada ruang OK dan ruang bersalin.
12. Twin otlet
13. Adapter.
5. BEDHEAD UNIT
A. Menciptakan ruang perawatan dengan banyak fungsi dan fasilitas yang baik.
Bedhead unit ini merupakan bedhead horizontal dengan menggabungkan berbagai macam fungsi yang dibuthkan oleh para dokter dan suster dalam melakukan diagnosa dan perawatan medis dan juga untuk penerangan dan komunikasi pasien.



6. OXYGEN CONSENTRATOR
A. Apakah yang dimaksud dengan Oxygen Concentrator ?
Oxygen concentrator adalah sebuah alat yang menyediakan oksegen dengan tingkat kemurnian tinggi dengan cara memisahkan gas-gas lain, seperti Nitrogen, dari udara dengan menggunakan adsorben. Berikut beberapa keunggulan Oxygen Concentrator adalah sebagai berikut :
• Hanya membutuhkan listrik.
• Berfungsi secara automatis dengan sistem control yang mudah digunakan.
• Tingkat ebisingan rendah.
• Tersimpan di dalam cabinet sehingga terlindung dari debu.
• Di desain sedemikian rupa sebagai paket dengan pemasangan yang mudah dan cepat.
• Beroperasi 24 jam melalui sistem pemipaan sentral.
• Tidak memerlukan banyak tabung dan mengurangi biaya logistic.
• Dapat melakukan pengirisan ke dalam tabung apabila ditambah dengan stasiun pengisian.
»»  READMORE...

Minggu, 21 November 2010

tugas resume pengantar bisnis BAB 10

BAB 10
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
 Pengertian
Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang atau jasa.
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
 Produksi
Tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual.
Keputusan tersebut adalah :
 Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur.
 Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
 Sistem Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain sistem produksi adalah tentang :
a. Disain produksi dari barang yang diproses
b. Pemilihan / penentuan peralatan dan prosesnya
c. Disain tugas
d. Lokasi dari fasilitas produksi
e. Layout dari fasilitas tersebut

1. Sifat Proses Produksi
Berdasarkan sifatnya proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam yakni:
a. Proses ekstraktif, adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam.
b. Proses analitik, adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi
beberapa macam barang yang hampir menyerupai aslinya.
c. Proses fabrikasi, adalah suatu proses mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk
d. Proses sintetik, menunjukkan metode pengombinasian beberapa bahan ke dalam satu bentuk produk.
2. Jangka Waktu Produksi
Dalam hal ini, proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni :
a. Proses terus-menerus (continuous process)
b. Proses terputus-putus (intermittent process)
3. Sifat Produk
Dalam hal ini, proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yakni :
a. Produksi standard, penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk :
 Memelihara sejumlah persediaan
 Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai
 Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
b. Produksi pesanan, digunakan bilamana pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksi terbatas.

KEGIATAN PRODUKSI
 Gambaran Sekilas
Masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi :
 Perencanaan produksi
 Organisasi produksi
 Pengendalian produksi
 Pemeliharaan peralatan
 Pengawasan dan pemeriksaan kualitas
 Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi berkaitan dengan masalah pokok yang meliputi :
 Jenis barang yang akan dibuat
 Jumlah barang yang akan dibuat
 Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai)
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap, yaitu :
 Tahap pertama, penentuan disain awal
 Tahap kedua, penetuan disain barang yang tepat
 Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan
 Tahap keempat pembuatan, memodifikasi tahap ketiga
 Organisasi Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab produksi barang berada pada bagian produksi, diman di dalam bagian tersebut para spesialis, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam produksi.
 Pengendalian Produksi
Merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran diman aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah dan kemungkinan waktu tercepat.
a) Jenis-jenis Pengendalian Produksi
 Order control
 Flow control
b) Tahap-tahap Pengendalian Produksi
 Perencanaan.
 Routing, usaha untuk menentukan urutan dari proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi.
 Sceduling, usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan.
 Dispatching, surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi.
Analisis Jaringan Kerja : Metode Jalur Kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja merupakan tehnik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahakn untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan, agar dicapai biaya yang rendah.
Konsep dasar analisis jaringan kerja adalah :
1. Jaringan Kerja (network), rangkaian aktivitas yang tersambung dalam menghasilkan barang atau jasa.
2. Jalur Kritis (critical path), jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai.
Aktivitas Semu (dummy)
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan pada setiap penyusunan diagram jaringan kerja. Aktivitas semu merupakan aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu.
Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah:
1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu
2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalm menentukan perkiraan waktu
3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik
Program Evaluation and Review Technique (PERT)
Di dalam PERT digunakan 3 macam perkiraan waktu yaitu :
 Waktu yang paling optimis (Wo) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek.
 Waktu yang paling pesimis (Wp) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang.
 Waktu normal (Wn) merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana biasa terjadi.
 Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti :
a. Resiko hilang dan rusak
b. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi
c. Resiko usang
d. Uang yang tertanam di persediaan terlalu besar
Sedangkan persediaan yang terlalu kecil mengandung resiko kehabisan persediaan yang dapat merugikan perusahaan. Dengan demikian jumlah persediaan yang harus ada tidak terlampau besar dan tidak pula terlalu kecil. Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan menghitung jumlah persediaan yang paling ekonomis. Jumlah yang ekonomis itu dipengaruhi oleh besar-kecilnya jumlah pemesanan.
Jumlah pemesanan yang ekonomis dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :
a. Jumlah kebutuhan bahan baku per tahun
b. Biaya pemesanan
c. Biaya penyimpanan dan
d. Harga bahan baku
 Pemeliharaan Peralatan
Fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat penting, bilamana hal ini
diabaikan maka akibatnya perusahaan akan mengalami kerugian antara lain :
1. kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
2. kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi
3. kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
4. perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
5. menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji.
Pada umumnya, biaya pemeliharaan cenderung naik setiap tahun. Hal ini disebabkan
3 hal berikut :
 Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
 Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol otomatis dan alat-alat pembantu lainnya.
 Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri.
Organisasi Pemeliharaan Peralatan
Terdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan ini, yaitu :
a. Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen
Keuntungannya :
 Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karakteristik alat-alat yang harus mereka pakai.
 Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang harus cepat selesai.
 Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan.
Kelemahannya :
 Fleksibilitas sangat rendah
 Tedapatnya duplikasi tenaga kerja
b. Sentralisasi
Keuntungannya :
 Tidak terdapat duplikasi alat-alat, tenaga kerja dan persediaan suku cadang.
 Fleksibilitas yang tinggi.
Kelemahannya :
 Memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak.
 Memerlukan perencanaan, pengaturan jadwal waktu dan pembagian tugas yang efektif agar pemeliharaan lebih efisien.
 Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik.
 Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat.
Program pemeliharaan peralatan antara lain meliputi :
1. penyusunan perencanaan yang meliputi penentuan tugas-tugas yang akan dilakukan, prioritas dan tenaganya.
2. mengatur jadwal waktu dan beban pekerjaan sesuai dengan skala prioritasnya.
3. mengatur kartu perintah kerja dan kartu-kartu pemeliharaan setiap peralatan untuk mengawasi keajegan pemeliharaan dan suku cadang yang pernah diganti.
4. mengatur penggunaan suku cadang dengan memakai kartu kendali untuk mempermudah administrasi gudang.
5. mengatur program latihan dengan metode-metode yang mungkin dilaksanakan.
6. mengatur distribusi waktu kapan peralatan akan diperbaiki dengan memperhitungkan berbagai kemungkinan kerugian.
 Pengawasan Kualitas dan Inspeksi
Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas yaitu :
1. penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar.
2. tahap penentuan disai tekhnis untuk mencapai target tuntutan pasar.
3. tahap pembuatan.
4. tahap penggunaan di lapangan.
Pengawasan Kualitas di dalam Produksi
Konsep probabilitas sangat memegang peranan pada tahap pengawasan kualitas ini dengan cara menetapkan perencanaan contoh (sampel) yang merupakan sarana untuk pengawasan kualitas barang-barang yang keluar, dan dengan menggunakan prosedur bagan pengawasan secara kontinyu akan dapat mendeteksi mesin dan proses yang tidak berjalan dengan semestinya.
Bagan Pengawasan (control chart)
Pada dasarnya, penyimpanan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi dalam 2 kategori :
1. penyimpangan-penyimpangan yang tidak dapat ditentukan.
2. penyimpangan-penyimpangan yang dapat ditentukan.
Pada umumnya disebabkan karena :
 Perbedaan-perbedaan antara para pekerja
 Perbedaan-perbedaan antara mesin-mesin
 Perbedaan-perbedaan antara bahan baku (material)
 Perbedaan karena interaksi antara dua atau ketiga faktor di atas.

LOKASI DAN LAYOUT PABRIK
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat untuk
pabrik baru, yaitu :
 Dekat dengan pasar
 Dekat dengan bahan baku
 Ongkos transport
 Penyediaan tenaga kerja
 Penyediaan sumber tenaga/energi
 Lingkungan sekitar
 Iklim
 Cara Penentuan Lokasi Pabrik
a) Cara kulitatif, cara ini paling sederhana yaitu cukup dengan mengadakan penelitian kualitatif terhadap faktor-faktor yang memegang peranan pada setiap alternatif lokasi.
b) Cara kuantitatif
(1) cara yang sederhana, dengan cara memberikan SCORE (nilai) pada masing-masing kriteria.
(2) cara yang komplek, dengan menggunakan rumus-rumus matematika dan menggunakan model tertentu.
 Layout Fasilitas Produksi
Layout fasilitas produksi adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan di dalam produksi.
Tujuan pokok layout pabrik ini adalah :
 Untuk meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan.
 Untuk mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan.
 Untuk mendapat penggunaan ruang yang efisien baik bagi karyawan maupun untuk penyimpanan.
 Untuk melakukan pekerjaan yang efisien.
 Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan bagi mandor.
1. Process Layout
Process layout (functional layout) merupakan penyusunan fasilitas produksi (mesin-mesin) dimana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat tertentu.
2. Product Layout
Product layout merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai denagn arus proses produksinya. Penggunaan product layout ini akan ekonomis apabila memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Volume produksi cukup sesuai dengan kapasitas penggunaan mesin dan peralatan yang dipasang.
b. Permintaan akan barang yang dihasilkan cukup stabil.
c. Barang yang dihasilkan terstandardisir.
d. Komponen-komponen (suku cadang) dapat saling ditukarkan.
e. Penyediaan material yang ajeg.
»»  READMORE...