2.A PEMBAHASAN
International Financial Reporting Standards
(IFRS) memang merupakan kesepakatan global standar akuntansi yang didukung oleh
banyak negara dan badan-badan internasional di dunia. Popularitas IFRS di
tingkat global semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kesepakatan G-20 di
Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya, menyatakan bahwa
otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus meningkatkan
standar global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di antara
negara-negara anggota G-20.
IFRS (Internasional Financial
Accounting Standard) adalah suatu upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan
global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi
informasi keuangan.
Lalu apakah Indonesia juga
perlu untuk mengadopsi IAS/IFRS? Jawabannya adalah perlu dan harus karena
Indonesia adalah bagian dari IFAC yang sudah pasti harus mematuhi SMO(Statement
Membership Obligation) yang menjadikan IFRS sebagai accounting standard. Selain
itu konvergensi IFRS adalah kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota
G20 Forum. Pada pertemuan pemimpin G20 di Wahington DC, pada 15 November 2008
didapati hasil : “Strengthening Transparency and Accountability” yang
kemudian pada 2 April 2009 di London pertemuan tersebut menghasilkan
kesepakatan untuk : Strengthening Financial Supervision and Regulation “to
call on the accounting standard setters to work urgently with supervisors and
regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a
single set of high‐quality
global accounting standards.
Tujuan IFRS : Memastikan bahwa laporan keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang :
1. transparansi bagi para pengguna dan dapat
dibandingkan sepanjang peiode yang disajikan
2. menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
3. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
2. menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS
3. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna
Manfaat
dari penerapan IFRS sebagai berikut :
- Meningkatkan daya banding laporan keuangan
- Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal Internasional
- Menghilangkan hambatan arus modal Internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan
- Mengurangi biaya pelaporan keuangan perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis
- Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju best practice
Jadi walaupun Indonesia harus
menyesuaikan standard keuangan dengan IFRS namun hal ini akan mempermudah untuk
pelaporan keuangan meskipun akan ada perubahan-perubahan dalam penyusunan
laporan keuangan itu sendiri yang bersifat menyuluruh.
Tabel 1:
IFRS/IAS yang Telah Diadopsi ke dalam PSAK hingga 31 Desember 2008 |
1. IAS 2
Inventories
2. IAS 10 Events after balance sheet date 3. IAS 11 Construction contracts 4. IAS 16 Property, plant and equipment 5. IAS 17 Leases 6. IAS 18 Revenues 7. IAS 19 Employee benefits 8. IAS 23 Borrowing costs 9. IAS 32 Financial instruments: presentation 10. IAS 39 Financial instruments: recognition and measurement 11. IAS 40 Investment propert |
Tabel 2:
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2009 |
1. IFRS 2
Share-based payment
2. IFRS 4 Insurance contracts 3. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations 4. IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources 5. IFRS 7 Financial instruments: disclosures 6. IAS 1 Presentation of financial statements 7. IAS 27 Consolidated and separate financial statements 8. IAS 28 Investments in associates 9. IFRS 3 Business combination 10. IFRS 8 Segment reporting 11. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors 12. IAS 12 Income taxes 13. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates 14. IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans 15. IAS 31 Interests in joint ventures 16. IAS 36 Impairment of assets 17. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets 18. IAS 38 Intangible assets |
Tabel 3:
IFRS/IAS yang Akan Diadopsi ke dalam PSAK pada Tahun 2010 |
1. IAS 7
Cash flow statements
2. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government assistance 3. IAS 24 Related party disclosures 4. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies 5. IAS 33 Earning per share 6. IAS 34 Interim financial reporting 7. IAS 41 Agriculture |
2.B RUANG LINGKUP
PT. Telkom, sebagai BUMN yang
tercatat di bursa lokal (BEI) dan bursa luar negeri (NYSE & LSE) telah
mencanangkan akan menerapkan International Financial Reporting Standards (IFRS)
sebagai standard dalam penyusunan laporan keuangannya mulai tahun 2011.
Sebelumnya, Menteri Negara BUMN telah mengirimkan Surat Edaran kepada seluruh
Direksi BUMN sehubungan dengan rencana konvergensi IFRS kedalam PSAK oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan , Ikatan Akuntan Indonesia. Rencana ini akan
diberlakukan secara bertahap sejak 1 Januari 2010 hingga berlaku sepenuhnya
pada tahun 2012. Meneg BUMN telah meminta kepada seluruh BUMN untuk aktif dalam
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan terkait rencana penerapan IFRS
tersebut sebaik-baiknya.
Perubahan yang cukup besar
terkait pelaporan keuangan tahun 2011 adalah berkaitan dengan penerapan standar
pelaporan keuangan International Financial Reporting Standard (“IFRS”).
Mengingat pelaporan keuangan
di Telkom telah menerapkan pengendalian internal sebagaimana ketentuan SOX Section
404, maka rancangan dan penerapan pengendalian internal atas pelaporan keuangan
perlu mengalami penyesuaian yang cukup besar agar sesuai dengan ketentuan
standar akuntansi yang berlaku. Hal tersebut meliputi kebijakan akuntansi,
organisasi dan aplikasi TI, termasuk perubahan rancangan dan penerapan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan yang diikuti dengan pengembangan
kompetensi pengetahuan IFRS kepada karyawan yang terlibat.
Komitmen untuk menerapkan IFRS
merupakan keputusan manajemen, bahwa Telkom akan melakukan adopsi lebih awal
dari roadmap DSAK IAI atas Standar Pelaporan Keuangan IFRS. Untuk itu
sejak tahun 2010 dibentuk tim khusus disebut dengan Gugus Tugas IFRS yang
bertanggung jawab mempersiapkan implementasi IFRS mulai dari fase penilaian,
desain, implementasi sampai tahap kestabilan yang direncanakan akan tercapai
pada tahun 2012.
Penerapan adopsi IAS/IFRS dalam PSAK pada bidang usaha
dan bisnis di Indonesia khususnya pada Laporan Keuangan yang terdiri dari
Neraca, Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Laba yang ditahan dan Arus Kas
telah diterapkan dalam perusahaan PT. Telkom. Menurut ED PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan
Keuangan ini yang diadopsi dari IAS 1 : Presentation of Financial Statement
merevisi PSAK 1 (1998) : Penyajian Laporan Keuangan. Maka penyajian Laporan
Keuangan dalam perusahaan Telkom Indonesia sudah memenuhi standar IFRS.
2.C KESIMPULAN
Penerapan IFRS di Indonesia ternyata sudah banyak
dilakukan. Salah satunya adalah perusahaan Telkom. PT. Telkom mulai menerapkan
International Financial Reporting Standards (IFRS ) pada tahun 2011 dan direncanakan tahap kestabilan
akan tercapai pada tahun 2012. Demikian review Penerapan IFRS Di Indonesia yang saya buat, semoga dapat
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA :
0 komentar:
Posting Komentar